Ilustrasi. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.
Husen Miftahudin • 1 March 2024 10:51
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penguatan, setelah mengalami pergerakan fluktuatif dalam beberapa hari terakhir.
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 1 Maret 2024, rupiah hingga pukul 10.10 WIB berada di level Rp15.695 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 24 poin atau setara 0,15 persen dari Rp15.719 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, fokus saat ini tertuju pada data indeks harga PCE sebagai ukuran inflasi pilihan The Fed. Angka tersebut diperkirakan akan menegaskan kembali inflasi AS masih stabil di Januari, terutama menyusul angka inflasi konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan tersebut.
Angka tersebut juga muncul setelah pejabat Fed John Williams dan Raphael Bostic mengatakan bank sentral perlu melakukan lebih banyak upaya untuk mencapai inflasi guna memenuhi target bank sebesar dua persen.
Komentar mereka, yang muncul setelah serangkaian peringatan serupa dari pejabat lain, menambah keraguan atas ekspektasi The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada awal 2024.
Selain itu, anggota BOJ Hajime Takata mengatakan bank sentral harus mempertimbangkan jalan keluar dari kebijakan ultra-longgarnya. Takata menyerukan diakhirinya pengendalian kurva imbal hasil dan suku bunga negatif BOJ, dengan alasan kemajuan dalam mencapai target inflasi bank sentral sebesar dua persen.
Komentar Takata memicu spekulasi bank sentral akan menaikkan suku bunga secepatnya pada April, sebuah gagasan yang sudah ada setelah data inflasi indeks harga konsumen yang lebih kuat dari perkiraan dirilis awal pekan ini.
"Namun data perekonomian lainnya untuk Januari khususnya penjualan ritel dan produksi industri masih memberikan gambaran yang moderat mengenai perekonomian Jepang, yang secara tak terduga telah jatuh ke dalam resesi pada kuartal keempat. Kelemahan ekonomi berpotensi menunda tindakan awal BOJ," ungkap Ibrahim.
Baca juga: Dolar AS Akhirnya Menguat