Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy.
Jakarta: Laju mata uang rupiah ditutup menguat setelah sempat dibuka melemah pada hari ini. Keyakinan pemangkasan suku bunga The Fed melemahkan laju dolar AS sehingga mendorong laju rupiah.
Kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) merekam mata uang rupiah berada pada level Rp16.234 per USD pada penutupan Jumat, 2 Agustus 2024, atau naik dari posisi kemarin sebesar Rp16.243 per USD.
Pada pembukaan hari ini nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi, 2 Agustus 2024, tergelincir 0,23 persen menjadi Rp16.275 per USD.
Tren menurunya suku bunga The Fed semakin kuat setelah klaim tunjangan pengangguran Amerika Serikat (AS) pada pekan yang berakhir 27 Juli naik menjadi 249 ribu.
Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan 236 ribu dan kenaikan mingguan sebelumnya sebesar 235 ribu. Sementara PMI manufaktur ISM (ISM manufacturing PMI) AS masih berada di fase kontraksi, yakni sebesar 46,8.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan akan memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya.
Peningkatan klaim pengangguran dan data manufaktur yang lebih lemah mendorong para pedagang untuk memperkirakan tiga pemangkasan seperempat poin dari bank sentral tahun ini.
Imbal hasil treasury The Fed
Imbal hasil acuan 10 tahun The Fed kembali di bawah empat persen untuk pertama kalinya sejak Februari dengan data ketenagakerjaan AS Jumat dilihat sebagai katalisator berikutnya.
Kepala Penelitian Pendapatan Tetap di Westpac Banking Corp. di Sydney Damien McColough menegaskan dengan imbal hasil 10 tahun di bawah empat persen, angka penggajian dapat menjadi faktor penentu laju imbal hasil acuan The Fed.
Jika data pekerjaan menunjukkan ekspektasi pasar untuk pemotongan suku bunga dibenarkan, imbal hasil 10 tahun dapat turun hingga 3,8 persen.