Dolar Balik Menguat

Ilustrasi dolar AS. Foto: dok MI.

Dolar Balik Menguat

Husen Miftahudin • 2 November 2024 10:39

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap euro dan rebound terhadap sebagian besar mata uang utama pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), setelah pedagang mencerna data yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS melambat tajam pada Oktober di tengah gangguan dari badai dan aksi mogok oleh pekerja pabrik kedirgantaraan.

Mengutip data Yahoo Finance, Sabtu, 2 November 2024, indeks dolar (DXY), yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,36 persen pada 104,24. Sementara euro turun 0,40 persen terhadap dolar pada USD1,084.

Penggajian nonpertanian meningkat sebanyak 12 ribu pekerjaan setelah direvisi turun menjadi 223 ribu pada September, kata Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja. Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan penggajian Oktober meningkat sebanyak 113 ribu.

Namun, tingkat pengangguran AS tetap stabil di angka 4,1 persen, memberikan jaminan pasar tenaga kerja tetap pada posisi yang solid.


(Ilustrasi dolar AS. Foto: pngtree)

Badai Helene menghancurkan wilayah Tenggara pada akhir September dan Badai Milton menghantam Florida seminggu kemudian. Sebanyak 41.400 pekerja baru melakukan pemogokan, termasuk masinis di Boeing dan Textron, sebuah perusahaan pesawat terbang, ketika para pengusaha disurvei untuk laporan ketenagakerjaan periode Oktober.

Laporan pekerjaan yang tenang, tambahnya, mempertahankan lintasan Fed untuk pemotongan suku bunga 25 basis poin bulan ini.
 

Baca juga: Rupiah Terperosok ke Rp15.732/USD
 

Peluang penurunan suku bunga Fed


Pedagang kontrak berjangka yang menyetujui suku bunga kebijakan Fed memperkirakan sekitar 99 persen peluang penurunan suku bunga seperempat poin pada 7 November, menjadi 4,5 persen sampai 4,75 persen.

Taruhan Fed juga tidak banyak berubah menunjukkan para pedagang memperlakukan ini lebih sebagai suatu kebetulan dan pasar tenaga kerja yang sehat menjaga dolar AS tetap bertahan.

Laporan ketenagakerjaan yang diawasi ketat dari Departemen Tenaga Kerja adalah data ekonomi utama terakhir sebelum warga Amerika menuju tempat pemungutan suara pada 5 November dan menghadapi pilihan Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris atau mantan Presiden Republik Donald Trump sebagai presiden negara berikutnya.

Jajak pendapat menunjukkan persaingan sangat ketat. The Fed mengumumkan keputusan kebijakannya dua hari setelah pemilihan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)