Civitas Akademika Kritik Presiden Jokowi, Kubu Anies-Muhaimin Nilai Wajar

Captain Tim Pemenangan Nasional AMIN, Muhammad Syaugi Alaydrus. Medcom.id/Fachri

Civitas Akademika Kritik Presiden Jokowi, Kubu Anies-Muhaimin Nilai Wajar

Fachri Audhia Hafiez • 2 February 2024 09:32

Jakarta: Kubu capres dan cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (AMIN) mendukung sikap civitas akademika yang mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dinamika politik. Sikap itu bentuk keprihatinan masyarakat terhadap situasi bangsa.

"Iya lah (dukung kritikan ke Presiden Jokowi)," kata Captain Tim Pemenangan Nasional (Timnas) AMIN Muhammad Syaugi Alaydrus di Markas Pemenangan Timnas AMIN, Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 1 Februari 2024.

Syaugi mengatakan sikap yang disampaikan para civitas akademika hal wajar. Sebab, penyampaian pendapat hal yang sah di negara demokrasi.

"Mereka-mereka seperti itu saya pikir jadi kita menyambut baik apa yang disampaikan selama itu dalam koridor demokrasi," ucap Syaugi.
 

Baca Juga: 

Cara Jokowi Memaksakan Politik Dinasti Bisa Bawa Malapetaka


Sejumlah civitas akademika UGM, yang terdiri atas guru-guru besar, mahasiswa, dan BEM UGM mengkritik pemerintahan Jokowi, yang dianggap telah melakukan tindakan-tindakan menyimpang di tengah proses penyelenggaraan negara.

Dalam petisi yang dibacakan oleh guru besar fakultas psikologi UGM, Koentjoro, mereka menyatakan keprihatinan mendalam atas tindakan menyimpang dari prinsip moral demokrasi, yang dilakukan oleh penyelenggara negara di berbagai lini dan tingkat.

"Kami menyesalkan tindakan-tindakan menyimpang yang justru terjadi dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang juga merupakan bagian dari Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada," kata Guru Besar Fakultas Fakultas Psikologi, Prof. Drs. Koentjoro, di Balairung Gedung Pusat UGM, Rabu, 31 Januari 2024.

Teranyar, civitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, juga menyampaikan sikap senada. Mereka mendesak Jokowi untuk kembali jadi teladan dalam etika dan praktik kenegarawanan.

Jokowi diminta tidak memanfaatkan institusi kepresidenan. Khususnya untuk memenuhi kepentingan politik keluarga melalui keberpihakan pada salah satu pasangan capres dan cawapres.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)