Ilustrasi. Foto: Medcom
Jakarta: Wacana pemilihan kepala daerah (pilkada) melalui DPRD mendapat sorotan dari masyarakat. Bahkan, hal itu menjadi sentimen negatif menjelang 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan Pendiri LSI Denny JA, Denny Januar Ali saat pemaparan survei mengenai Kepuasan Kinerja Menjelang 100 Hari Pemerintahan Prabowo Subianto. Jajak pendapat dilakukan dengan menganalisis opini publik di ruang digital selama 20 November-20 Desember 2024.
"Program ini mendapat kritik tajam dari publik yang khawatir akan melemahkan demokrasi dan meningkatkan risiko korupsi,” kata Denny saat dikutip dari Media Indonesia, Kamis, 26 Desember 2024.
Denny menjelaskan frekuensi percakapan soal pilkada oleh DPRD mencapai 1.629. Mayoritas percakapan bernada sentimen negatif.
"Hanya meraih sentimen positif 23,7 persen, sedangkan sentimen publik dominan negatif sebesar 76,3 persen," ungkap dia.
Denny menyarankan agar
Prabowo menghindari wacana tersebut. Presiden kedelapan Indonesia dinilai lebih baik fokus pada pelaksanaan program yang telah mendapat dukungan positif.
Program Prabowo yang mendapat dukungan positif yaitu perbaikan kesehatan ibu hamil, swasembada pangan, kesejahteraan guru, target pertumbuhan ekonomi, penurunan angka stunting dan makan bergizi gratis, penyediaan 3 juta rumah murah, dan penaikan upah minimum provinsi (UMP).
“Prabowo sebaiknya menghindari isu Pilkada dipilih DPRD. Politik Indonesia yang presidensial tak bisa disamakan dengan India, Singapura, atau Malaysia yang parlementer,” sebut dia.
Denny mengingatkan upaya Pilkada dipilih DPRD pernah dicoba pada 2014. Namun, wacana tersebut dibatalkan oleh Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Denny menjelaskan sebanyak 80 persen menolak wacana tersebut. Hal itu berdasarkan survei opini publik saat itu.
Dia wanti-wanti Prabowo tidak gegabah dalam mengubah sistem kepemiluan menjadi tertutup. Sebab, akan ada potensi merosotnya dukungan publik kepada Prabowo akibat isu Pilkada oleh DPRD.
"Rakyat banyak akan mudah sekali membalikkan dukungannya, padahal untuk aneka program besarnya apalagi di tahun pertama, Prabowo perlu dukungan publik,” ujar dia.
Pada survei ini, LSI Denny JA menggunakan pendekatan analisis isi komputasional. Yakni, mendeteksi topik dan sentimen publik berdasarkan kata kunci spesifik terkait setiap program.
Data tersebut diolah menggunakan aplikasi LSI INTERNET, alat analisis yang dirancang untuk menggali opini publik di ruang digital. Dalam penilaian, LSI Den JA hanya memilih sentimen positif dan sentimen negatif.
Informasi dikumpulkan dari
platform digital. Seperti, media sosial (Twitter, TikTok, Facebook), media
online (news, blogs, videos, web), forum diskusi, dan podcast. Riset juga dilengkapi dengan analisis kualitatif berdasarkan analisis pendapat ahli.