Jadi Komoditas Paling Strategis, Ekspor Kelapa Sawit pada 2023 Capai USD30,32 Miliar

Ilustrasi kelapa sawit. Foto: Dokumen Ditjenbun

Jadi Komoditas Paling Strategis, Ekspor Kelapa Sawit pada 2023 Capai USD30,32 Miliar

Naufal Zuhdi • 18 November 2024 17:49

Jakarta: Pemerintah mencatat komoditas kelapa sawit masih menjadi salah satu komoditas paling strategis yang dimiliki Indonesia.

Kelapa sawit berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyediaan lapangan kerja secara langsung maupun tidak langsung, kedaulatan pangan dan energi terbarukan, serta berkontribusi dalam menurunkan tingkat kemiskinan khususnya di daerah penghasil kelapa sawit.

"Di 2023, total produksi minyak sawit Indonesia mencapai 54,84 juta ton. Itu terdiri dari crude palm oil (CPO) sebesar 50,07 juta ton dan crude palm kernel oil (CPKO) sebesar 4,77 juta ton. Capaian ekspor kelapa sawit di 2023 sebesar USD30,32 miliar dengan volume 32,22 juta ton," ucap Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera di Jakarta, seperti dilansir dari Media Indonesia, Senin, 18 November 2024.

 

Baca juga: 

Inilah 10 Daerah Perkebunan Kelapa Sawit Terluas di Indonesia



Ilustrasi kelapa sawit. Foto: Dokumen Ditjenbun Kementan
 

Kelapa sawit berkontribusi terhadap kedaulatan pangan


Selain memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional, kelapa sawit juga memberikan kontribusi terhadap kedaulatan pangan nasional. Hal tersebut terbukti dari sekitar 10,29 juta ton produksi minyak sawit di 2023 yang telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik.

Nilai tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 10,5 juta ton di 2024 dan 11 juta ton di 2025.

"Pemerintah juga terus mendorong hilirisasi produk kelapa sawit untuk meningkatkan nilai tambah produk, sampai 2023 telah terdapat 193 jenis produk turunan kelapa sawit yang dihasilkan oleh pelaku usaha kelapa sawit di Indonesia," imbuh Dida.

Di sisi lain, dalam upaya mengoptimalkan manfaat komoditas kelapa sawit Indonesia untuk mendukung kedaulatan energi nasional, Dida menegaskan pemerintah juga mendorong peningkatan penggunaan kelapa sawit untuk biodiesel.

"Pelaksanaan program biodiesel ini tidak hanya terbatas untuk kedaulatan energi nasional, tetapi program tersebut juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap stabilisasi harga CPO, mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), dan mengurangi defisit neraca perdagangan melalui pengurangan impor bahan bakar," jelas Dida.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)