Rupiah Tergelincir ke Rp15.645/USD

Ilustrasi rupiah. Foto: MI.

Rupiah Tergelincir ke Rp15.645/USD

Arif Wicaksono • 23 August 2024 10:06

Jakarta: Rupiah melemah pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah kalah melawan kebangkitan dolar AS.
 

Baca juga: Rupiah Ditutup Merosot


Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi, tergelincir 45 poin atau 0,29 persen menjadi Rp15.645 per USD dari sebelumnya sebesar Rp15.600 per USD.

Dolar AS rebound dari level terendah 13 bulan sebelum ketua Federal Reserve Jerome Powell akan berbicara pada hari Jumat. Kelemahan greenback saat ini dipandang berlebihan. Indeks dolar, memperoleh kenaikan sekitar 0,4 persen.

Tarif AS yang lebih rendah akan memberi bank sentral di seluruh dunia untuk menurunkan suku bunga. Pada hari Kamis, Bank of Korea membuka pintu untuk pemotongan pada bulan Oktober, sementara Bank Indonesia telah mengantri pemotongan pada kuartal keempat. Namun, tarif dan pasar mata uang melihat siklus pelonggaran A.S. memiliki lebih jauh untuk berjalan daripada negara lain.

Melansir Channel News Asia, Jumat, 23 Agustus 2024, pasar berjangka suku bunga memperkirakan The Fed akan mengalami pemotongan 25 bps pada bulan depan, dengan peluang pemotongan 50 bps. Mereka memproyeksikan sekitar 213 bps pelonggaran AS pada akhir 2025, hingga tingkat hampir 3,2 persen, terhadap sekitar 157 bps untuk Eropa, tingkat 2,09 persen.

Hasil Treasury AS pulih dari posisi terendah dua minggu mencapai sesi sebelumnya, sejalan dengan keuntungan di pasar obligasi Eropa. Hasil pada benchmark catatan 10 tahun naik 8,6 basis poin menjadi 3,862 persen, dari 3,776 persen pada Rabu. Hasil catatan dua tahun naik 9,4 basis poin menjadi 4,0161 persen, dari 3,922 persen akhir pada Rabu.

Tunjangan pengangguran naik

Pada Kamis, data baru menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran naik dalam minggu terakhir, konsisten dengan pendinginan bertahap pasar tenaga kerja.

Perlambatan dalam aktivitas bisnis A.S. secara keseluruhan bulan ini menambah bukti bahwa ekonomi melambat dan inflasi menurun, yang seharusnya memungkinkan pejabat Fed untuk memusatkan perhatian lebih pada pekerjaan. Suku bunga pinjaman rumah telah mulai turun, membantu memicu rebound yang lebih besar dari perkiraan dalam penjualan rumah yang ada bulan lalu.

Ahli Strategi Pasar untuk Standard Chartered Bank Steve Englander mengatakan hasil risalah THe Fed menunjukan target inflasi dan pengangguran meningkat, menempatkan pemotongan suku bunga 50 bps semakin nyata.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)