Sepeda Lyft. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 5 September 2024 11:54
New York: Lyft berencana menjual sebagian bisnis sepeda dan skuternya. Selain itu juga melakukan Pemangkasan Hubungan Kerja (PHK) kepada satu persen karyawannya karena perusahaan angkutan daring itu kesulitan untuk memperoleh keuntungan.
Lyft menuturkan rencana tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menyelaraskan prioritas strategis dan mengurangi biaya operasional. Lyft memiliki hampir 3.000 karyawan pada akhir tahun lalu.
Perusahaan memperkirakan akan mengeluarkan biaya restrukturisasi dan biaya terkait sekitar USD34 juta hingga USD46 juta, akibat biaya penjualan aset, pembayaran pesangon, dan biaya konsultasi.
"Biaya tersebut terutama akan dikeluarkan pada kuartal ketiga," kata pihak Lyft, dilansir Business Times, Kamis, 5 September 2024.
Lyft, yang mengoperasikan program berbagi sepeda di New York City, Chicago, San Francisco, dan Minneapolis, mengeluarkan target pertumbuhan dan profitabilitas tiga tahun yang ambisius pada Juni.
Hal ini menandakan upaya untuk membalikkan bisnis berbagi tumpangan intinya yang telah berjuang untuk mendapatkan pangsa dari pesaingnya Uber Technologies.
Perusahaan ini telah mencari mitra strategis sejak musim panas lalu yang dapat berinvestasi dalam infrastruktur penyewaan sepeda dan skuternya.
Kenaikan sewa sepeda listrik
Sementara itu, perusahaan ini baru-baru ini menaikkan harga untuk penyewaan sepeda listriknya yang populer di New York, dengan alasan biaya operasional yang tinggi.
Diharapkan restrukturisasi tersebut dapat meningkatkan laba tahunan yang disesuaikan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi sekitar USD20 juta pada akhir 2025 karena penghematan dari pengurangan jumlah karyawan, efisiensi operasional, dan peningkatan strategi komersial.
Saham Lyft naik sebanyak 2,4 persen setelah perdagangan dibuka pada hari Rabu di New York. Saham tersebut telah turun sekitar 24 persen tahun ini.