Sri Mulyani Sebut Geopolitik Dunia Ciptakan Ekonomi yang Kompleks

Ilustrasi ekonomi global. Foto: RBS.

Sri Mulyani Sebut Geopolitik Dunia Ciptakan Ekonomi yang Kompleks

Media Indonesia • 23 April 2024 13:55

Jakarta: Peningkatan tensi geopolitik global saat ini menciptakan lanskap ekonomi dunia yang cukup kompleks. Perekonomian dunia diprediksi mengalami tekanan dan membuat banyak negara tertatih menjaga pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
 
Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam International Monetary and Financial Committee Early Warning Exercise (EWE) yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pertemuan Musim Semi Dana Moneter Internasional-Kelompok Bank Dunia 2024 (2024 IMF-WBG Spring Meetings) di Washington DC, Amerika Serikat (AS) pekan lalu.
 
"Proyeksi pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan mengalami tekanan, terutama diakibatkan kenaikan suku bunga yang meningkatkan biaya pinjaman," kata Sri Mulyani seperti dikutip dari siaran pers, Selasa, 23 April 2024.
 
Kondisi tersebut bertambah berat lantaran memunculkan tekanan baru terhadap utang. Hal itu terutama dialami oleh banyak negara berkembang dan berpendapatan rendah yang akan semakin diperparah dengan peningkatan arus modal keluar dan depresiasi nilai tukar.
 
Belum lagi, kata Sri Mulyani, dinamika politik global berpotensi meningkatkan instabilitas sosial politik. Karenanya, dia menekankan kepada para pembuat kebijakan akan pentingnya menyusun kebijakan dengan penuh kehati-hatian sehingga dapat menjaga dan meningkatkan kepercayaan ekonomi.
 

Baca juga: Tensi Timur Tengah Bisa Picu Stagflasi
 

Pentingnya mengelola keterbatasan ruang fiskal

 
Sejalan dengan itu, dalam agenda International Monetary and Financial Committee Breakfast Meeting, Sri Mulyani turut mengingatkan akan pentingnya mengelola keterbatasan ruang fiskal di tengah kenaikan belanja sosial dan manajemen utang.
 
Dia menyerukan empat prioritas strategis antara lain, yaitu, mendorong persatuan global yang damai dan resolusi bersama, menyediakan dukungan fiskal kepada yang membutuhkan, menjaga stabilitas makroekonomi, dan reformasi struktural untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
 
(M ILHAM RAMADHAN)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)