Fitch Pangkas Prospek Ekonomi Tiongkok Jadi Negatif

Ilustrasi, bendera Tiongkok. Foto: Unsplash.

Fitch Pangkas Prospek Ekonomi Tiongkok Jadi Negatif

Fetry Wuryasti • 16 April 2024 13:00

Jakarta: Situasi dan kondisi yang belum stabil telah membuat lembaga pemeringkat Fitch merevisi peringkat Tiongkok, dari sebelumnya memiliki prospek stabil menjadi negatif.
 
Fitch melihat Pemerintah Tiongkok terus menumpuk utang karena memberikan stimulus untuk mendorong sektor properti untuk mampu bangkit kembali.
 
Pemangkasan peringkat ini membuat Tiongkok marah dan tidak percaya. Sehingga mereka mengatakan Fitch telah gagal mencerminkan peran kebijakan fiskal dalam menopang pertumbuhan, yang hal tersebut juga membantu menstabilkan beban utang.
 
"Sejauh ini, meski ada revisi, namun pasar keuangan Tiongkok tidak terpengaruh. Mata uang juga mereka tetap stabil disertai dengan imbal hasil obligasi Tiongkok naik tipis," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Selasa, 16 April 2024.
 
Sebelumnya Moody's Investor Service telah melakukan hal yang sama, dan juga mendapatkan kecaman. Memang sebetulnya utang publik Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir mengalami kenaikan yang cukup pesat.
 
Hal ini dilakukan karena untuk menopang perekonomian yang melambat seperti penurunan produksi, penurunan sektor properti, hingga proses transisi bisnis dari sektor properti menjadi sektor energi terbarukan.
 

Baca juga: Ekonomi Tiongkok Bakal Melambat pada Kuartal I
 

Utang Tiongkok nyaris 80% PDB

 
Adapun, saat ini utang publik (pemerintah) Tiongkok mendekati sebanyak 80 persen dibandingkan GDP atau naik dua kali lipat dibandingkan 2010.
 
"Sebetulnya kalau kita bandingkan dengan negara maju seperti Jepang dan Amerika, utang Tiongkok masih sangat baik. Namun bila dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, utang tersebut dapat dikatakan tinggi," kata Nico.
 
Meski secara prospek mengalami penurunan, namun peringkat utang Tiongkok tetap berada di grade A+. Kementerian Keuangan Tiongkok menyampaikan akan tetap mempertahankan kebijakan fiskalnya sebagai kebijakan yang mampu mendukung pertumbuhan, sambil menjaga pemerintah untuk tetap mampu mengendalikan rasio utang dan menghemat ruang kebijakan untuk menghadapi potensi risiko dan tantangan di masa depan.
 
Perekonomian Tiongkok kuartal I-2024 tumbuh 5,3 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi Tiongkok ini mengalahkan ekspektasi para analis pada level 4,6 persen, dan menjadi pertanda baik bagi para pembuat kebijakan untuk mengembalikan kepercayaan pelaku pasar.
 
Pemerintah Tiongkok menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5,0 persen pada 2024. Pada basis kuartal demi kuartal, PDB tumbuh 1,6 persen pada Januari-Maret, di atas ekspektasi kenaikan 1,4 persen dan dibandingkan dengan revisi kenaikan sebesar 1,2 persen pada kuartal sebelumnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)