Ketua Umum IDCTA Riza Suarga. Foto: Istimewa.
Achmad Zulfikar Fazli • 5 December 2024 11:21
Jakarta: Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA) kembali menggelar Carbon Digital Conference (CDC) di Jakarta, pada 10-11 Desember 2024. Kegiatan ini diharapkan mampu memacu semangat berinvestasi.
“Event ini pada tahun lalu mendapatkan respond yang positif dari dalam dan luar negeri. Kami berharap event tahun ini bisa menarik lebih banyak lagi peserta, sehingga bisa memacu semangat berinvestasi dan juga akselerasi perdagangan karbon,” ujar Ketua Umum IDCTA Riza Suarga, dalam keterangan tertulis, Kamis, 5 Desember 2024.
Riza menyampaikan kegiatan CDC pada tahun ini akan memetakan arah masa depan pasar karbon Indonesia. Terlebih, ada keterlibatan ribuan perusahaan dari luar negeri.
“Keterlibatan 1.500 perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia menambah kedalaman dan keragaman yang signifikan, yang semakin memperkaya diskusi dan peluang yang dihadirkan dalam konferensi ini,” kata Riza.
Riza menjelaskan kegiatan CDC 2024 juga akan menggali lebih dalam mengenai perpaduan antara
artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan pasar karbon. Konferensi ini akan menekankan peran mereka dalam memastikan integritas proyek-proyek karbon sembari menjajaki jalan baru untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Menyusul kesuksesan CDC 2023, kami membayangkan CDC 2024 sebagai katalisator untuk kemajuan lebih lanjut dalam pasar karbon global,” ujar dia.
Dalam menatap masa depan, lanjut dia, konferensi ini terus menyoroti potensi ekonomi karbon tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai wilayah di seluruh dunia. Tujuannya adalah menciptakan sebuah platform yang
mendorong kolaborasi, memamerkan teknologi disruptif, dan mempercepat kemajuan dalam mencapai target NDC.
Menurut Riza, CDC 2024 siap menjadi acara yang lebih berdampak, mendorong kolaborasi, inovasi, dan solusi berkelanjutan dalam lanskap ekonomi karbon yang dinamis.
“Acara ini akan membuka kesempatan yang luas bagi para pelaku usaha untuk membangun
jaringan, bertukar pengetahuan dan gagasan, serta eksplorasi inisiatif kolaboratif untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam ekonomi karbon yang dinamis,” jelas Riza.
Sementara itu, PwC Indonesia Partner dan Sustainability Leader, Yuliana Sudjonno, menambahkan pihaknya melihat usaha dari Pemerintah Indonesia terus berkomitmen meningkatkan pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) melalui penetapan harga karbon yang komprehensif dan infrastruktur yang kuat.
“Pelaku usaha harus mengintegrasikan perdagangan karbon ke dalam strategi Environmental, Social, and Governance (ESG) mereka, menggunakan kredit untuk pembiayaan hijau dan pelabelan untuk meningkatkan nilai produk. Dengan demikian, pelaku usaha dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian target NDC Indonesia 2030,” ujar dia.