Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan pagi ini terpantau kembali menguat. Gerak rupiah naik saat dolar AS tertekan rencana penutupan pemerintahan AS.
Mengacu data Bloomberg, Kamis, 2 Oktober 2025, rupiah menguat 24 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp16.611 per USD dibandingkan sebelumnya di posisi Rp16.635 per USD.
Sebaliknya, berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada di Rp16.675 per USD. Rupiah melemah 75 poin atau 0,45 persen dibandingkan pada penutupan perdagangan hari sebelumnya di posisi Rp16.600 per USD.
(Ilustrasi. Foto: Dok MI)
Dolar AS masih tertekan
Pelemahan lebih lanjut membuat dolar AS (USD) turun ke terendah baru multi-hari saat para investor mengevaluasi penutupan pemerintah federal AS, yang pada gilirannya memicu kembali ketidakpastian di pasar global menjelang rilis data utama AS.
Dilansir dari
FXStreet, Kamis, 2 Oktober 2025, indeks dolar AS (DXY) kehilangan pijakan untuk empat hari berturut-turut, mengunjungi zona 97,50 di tengah ketidakpastian yang terus berlanjut seputar penutupan pemerintah AS.
EUR/USD sempat naik ke level tertinggi multi-hari di dekat 1,1780 sebelum memangkas sebagian besar kenaikan tersebut pada pemulihan akhir Greenback. Tingkat Pengangguran di zona euro akan dirilis menjelang pernyataan Montagner dan De Guindos dari ECB.
GBP/USD naik tajam, berhasil melampaui rintangan 1,3500 untuk mencapai puncak baru lima hari. BoE akan menerbitkan survei Decision Market Panel (DMP) mereka.
Penguatan tambahan yen Jepang menarik USD/JPY ke terendah baru dua minggu di dekat 146,60. Data Investasi Obligasi Asing dan indikator Keyakinan Konsumen akan menjadi agenda berikutnya di kalender domestik.
AUD/USD melanjutkan pergerakan naiknya, naik sedikit melewati penghalang 0,6600. Hasil Neraca Perdagangan akan dirilis, bersama dengan data Belanja Rumah Tangga dan Laporan Stabilitas Keuangan (Financial Stability Report/FSR) RBA.