Ilustrasi. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 5 November 2025 11:18
Jakarta: Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melaporkan langsung kepada Presiden RI Prabowo Subianto capaian produksi beras nasional 2025 mencetak capaian tertinggi dalam lima tahun terakhir yakni naik sebesar 4,1 juta ton dibandingkan 2024.
"Kami laporkan kepada Bapak Presiden, sesuai data BPS, produksi beras nasional meningkat signifikan sebesar 4,1 juta ton. Ini capaian tertinggi sejak 2019," kata Amran dalam keterangan diterima di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu, 5 November 2025.
Dalam pertemuan di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 4 November 2025, Mentan menyampaikan lonjakan produksi tersebut mengacu pada hasil resmi Badan Pusat Statistik (BPS).
Menurut Amran, Presiden Prabowo memberikan perhatian besar terhadap ketersediaan pangan dan kesejahteraan petani. Karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan peningkatan produksi beras juga diikuti dengan penguatan stok nasional dan pengendalian harga di pasar.
"Stok beras nasional kita diproyeksikan menembus lebih dari tiga juta ton hingga akhir tahun. Ini juga tertinggi dalam lima tahun terakhir. Kami laporkan kepada Presiden bahwa kondisi stok dan produksi saat ini sangat kuat untuk menjaga stabilitas pangan," jelas dia.
Strategi jaga kesinambungan produksi
Amran mengatakan juga melaporkan berbagai langkah strategis yang sedang ditempuh untuk menjaga kesinambungan produksi, mulai dari penguatan irigasi, optimalisasi lahan, hingga hilirisasi pertanian sebagai bagian dari strategi jangka panjang menciptakan lapangan kerja.
"Kami terus memperkuat irigasi, intensifikasi, dan ekstensifikasi lahan pertanian. Selain itu, hilirisasi pertanian kini menjadi fokus utama. Potensinya besar untuk menciptakan hingga 1,6 juta lapangan kerja baru dan memperkuat ekspor nonmigas yang sudah tumbuh 9,57 persen hingga September 2025," kata Amran.
Selain soal produksi dan hilirisasi, Amran juga menyampaikan laporan terkait kebijakan stabilisasi harga beras. Pemerintah terus melanjutkan operasi pasar bersama Bulog untuk memastikan harga beras tetap berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Dua bulan terakhir harga beras mulai turun, namun kami tidak akan berhenti. Operasi pasar terus kami jalankan hingga seluruh harga di lapangan benar-benar stabil," kata Amran, menegaskan.
Pencapaian itu bukan hanya meneguhkan kembali posisi Indonesia menuju kedaulatan pangan, tetapi juga membuktikan efektivitas kebijakan yang dijalankan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
(Ilustrasi panen petani. Foto: dok BLI)
Didorong kenaikan luas panen
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data produksi beras 2025 mencapai 34,77 juta ton, meningkat 13,54 persen dibandingkan tahun lalu. Lonjakan tersebut didorong oleh kenaikan luas
panen hampir 13 persen, dengan potensi produksi padi mencapai 60,34 juta ton gabah kering giling (GKG).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan kenaikan produksi beras tahun ini sebagai tonggak penting menuju swasembada pangan.
"Potensi produksi beras 2025 meningkat terutama pada subround pertama (Januari-April), yang tumbuh 26,54 persen dibanding tahun sebelumnya," kata Pudji.