Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan (Zulhas). Foto: Istimewa.
Fachri Audhia Hafiez • 9 November 2025 18:40
Jakarta: Partai Amanat Nasional (PAN) setuju pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden kedua RI Soeharto dan Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) menilai kedua Kepala Negara yang pernah menjabat itu berjasa.
"Alasan PAN setuju, pertama, sebagai presiden tentu memiliki jasa, pengorbanan, sekaligus prestasi buat kemajuan bangsa dan negara," kata Zulhas melalui keterangan tertulis, Minggu, 9 November 2025.
Dia mengatakan menjadi pemimpin nasional sejatinya penuh dengan dinamika sejarah dan perspektif penilaian. Sebagai manusia, lanjut dia, tentu tidak ada yang sempurna, ada perspektif kebaikan dan kekurangan.
"Hal itu wajar saja. Tetapi sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara, setiap presiden akan menjalani fase sejarah dan narasi perjuangan tersendiri yang ditorehkan dalam setiap perjalanan bangsa, dari generasi ke generasi selanjutnya," ujar Zulhas.
Dia menekankan bahwa secara konstitusional, kewenangan pemberian gelar pahlawan nasional berada di tangan Presiden sebagai kepala negara. Hal ini sebagaimana diatur di Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Presiden kedua RI Soeharto. Foto: Dok. Metro TV.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan itu juga mengatakan pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto dan Gus Dur bukan hanya persoalan administratif. Namun, juga sebagai simbol legitimasi nasional, pengakuan kolektif bangsa, dan konstruksi sejarah.
Zulhas melihat hal itu sebagai akumulasi dari tindaklanjut aspirasi dan partisipasi masyarakat, berupa pengusulan dari daerah dan organisasi. Termasuk sebagai simbolisme sejarah, berupa peneguhan nilai perjuangan dan keteladanan sebagai pemimpin nasional.
"Pemberian gelar pahlawan kepada presiden adalah bagian dari menciptakan budaya bangsa yang baik dalam memberikan nilai perjuangan, Nasionalisme Indonesia, keteladanan, dan optimisme," kata Zulhas.