Israel Perluas Serangan ke Deir al-Balah Gaza untuk Pertama Kalinya

Pasukan Pertahanan Israel (IDF). (Atef Safadi/EPA-EFE)

Israel Perluas Serangan ke Deir al-Balah Gaza untuk Pertama Kalinya

Riza Aslam Khaeron • 22 July 2025 13:56

Gaza: Militer Israel untuk pertama kalinya sejak perang meletus pada Oktober 2023 memperluas operasi daratnya ke wilayah Deir al-Balah, Gaza tengah. Pada Minggu, 20 Juli 2025, juru bicara militer Israel Kolonel Avichay Adraee mengumumkan melalui akun resmi di platform X bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mulai bergerak ke kawasan barat daya kota tersebut.

"IDF terus beroperasi dengan kekuatan besar untuk menghancurkan kemampuan musuh dan infrastruktur teror di wilayah ini, seiring diperluasnya operasi ke area yang sebelumnya belum tersentuh," ujar Adraee, dikutip dari Media Israel.

Langkah ini menandai eskalasi signifikan karena Deir al-Balah sebelumnya dihindari dalam operasi darat. Wilayah ini diyakini menjadi lokasi penyanderaan warga Israel oleh Hamas. Saat gencatan senjata pada Februari lalu, tiga sandera—Eli Sharabi, Or Levy, dan Ohad Ben Ami—dibebaskan dalam sebuah acara seremonial yang digelar Hamas di kota ini, memicu kecaman luas di Israel.

Karena sebelumnya relatif aman dari pertempuran besar, ribuan warga dari wilayah lain Gaza mengungsi ke Deir al-Balah. Sebagian besar bangunan di kota tersebut masih berdiri. Namun dengan masuknya pasukan darat IDF, kekhawatiran akan korban jiwa dan kehancuran semakin meningkat.

Pengumuman perluasan operasi ini disampaikan bersamaan dengan perintah evakuasi kepada warga sipil untuk menuju ke wilayah pesisir Mawasi di selatan, yang kini sudah dipadati ratusan ribu pengungsi. IDF mengklaim langkah ini diperlukan untuk keselamatan warga sipil, meski tidak jelas berapa banyak yang berada di zona evakuasi saat ini. Estimasi IDF menyebut sekitar 350.000 warga Palestina tinggal di seluruh Gaza tengah.

Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang mempertanyakan keputusan ini.

"Adakah yang bisa menjamin bahwa keputusan ini tidak akan mengorbankan nyawa orang-orang yang kami cintai?" demikian pernyataan forum tersebut.

Sementara itu, serangan Israel terus berlanjut di wilayah lain. IDF menghancurkan 2,7 kilometer terowongan bawah tanah di Jabalia dan meruntuhkan infrastruktur Hamas di Beit Hanoun. Serangan udara menghantam sekitar 90 target dalam satu hari, termasuk bangunan yang digunakan kelompok bersenjata dan terowongan tersembunyi.
 

Baca Juga:
Pernyataan Bersama 25 Negara: Perang Gaza Harus Segera Diakhiri!

Pada Sabtu, dua insinyur tempur cadangan terluka parah akibat bom pinggir jalan di Gaza selatan. Di hari yang sama, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 98 warga tewas dan 511 lainnya luka-luka dalam 48 jam terakhir. Di antara korban terdapat kepala kepolisian Hamas di Nuseirat serta 11 anggota keluarganya.

Sejumlah korban jiwa juga terjadi di dekat titik distribusi bantuan. Militer Israel mengklaim telah menembakkan tembakan peringatan ke arah warga yang mendekat ke arah pasukan mereka sekitar satu kilometer dari lokasi bantuan. Gaza Humanitarian Foundation membantah ada korban di titik distribusi dan mengingatkan warga agar tidak datang pada malam hari.

Sejak awal perang, lebih dari 58.000 warga Gaza telah tewas atau diduga tewas, menurut data Kementerian Kesehatan Hamas. Namun angka ini belum dapat diverifikasi secara independen dan tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan. Israel menyatakan telah menewaskan sekitar 20.000 pejuang Hamas hingga Januari dan 1.600 lainnya di wilayah Israel saat serangan 7 Oktober 2023.

Presiden AS Donald Trump kembali menyerukan agar kedua pihak segera mencapai kesepakatan damai dan membebaskan para sandera. Israel sendiri telah melunak dalam posisinya terkait keberadaan pasukan selama masa gencatan senjata. Namun, Israel menuduh Hamas menunda-nunda tanggapan karena kesulitan komunikasi dengan pimpinan kelompok di Gaza.

Ribuan warga Israel turun ke jalan di Tel Aviv pada Sabtu malam, berkumpul di Lapangan Sandera dan di luar kantor Kedutaan Besar AS, menyerukan gencatan senjata dan pembebasan sandera. Para demonstran membentangkan spanduk besar yang menyerukan kepada Trump agar menyelesaikan "big, beautiful deal".

Di antara para pembicara terdapat sandera yang telah dibebaskan dan keluarga mereka. Doron Steinbrecher, salah satu sandera yang dibebaskan saat gencatan senjata dua bulan lalu, menyampaikan pesannya kepada Trump.

"Kita sudah pernah berbicara. Saya tahu ini sangat penting bagi Anda, saya tahu Anda peduli, dan saya tahu Anda mampu. Wujudkan itu. Biarkan semua orang keluar dari gerbang neraka agar kita bisa bangkit," ujarnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)