Pernyataan Bersama 25 Negara: Perang Gaza Harus Segera Diakhiri!

Kehancuran akibat serangan Israel di Jalur Gaza. (Anadolu Agency)

Pernyataan Bersama 25 Negara: Perang Gaza Harus Segera Diakhiri!

Willy Haryono • 22 July 2025 07:57

London: Sebanyak 25 negara merilis pernyataan bersama yang menyerukan penghentian segera perang di Jalur Gaza seraya mengecam pemerintah Israel karena dianggap menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah terkepung tersebut.

“Kami, para penandatangan di bawah ini, bersatu dalam satu pesan sederhana dan mendesak: perang di Gaza harus diakhiri sekarang,” demikian bunyi pembukaan pernyataan tersebut.

“Penderitaan warga sipil Gaza telah mencapai titik nadir. Model distribusi bantuan yang diterapkan pemerintah Israel berbahaya, menciptakan ketidakstabilan, dan merampas martabat kemanusiaan warga Gaza,” lanjut pernyataan itu, dikutip dari ABC News, Selasa, 22 Juli 2025.

Lebih lanjut, pernyataan itu menyebut bahwa penolakan Israel untuk mengizinkan bantuan penting masuk ke Gaza tidak dapat diterima dan merupakan pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.

Israel bersikukuh bahwa mereka telah mengizinkan cukup banyak bantuan masuk. Namun, lembaga-lembaga kemanusiaan internasional dan PBB menyatakan sebaliknya, dengan menyoroti kondisi kelaparan dan malnutrisi yang semakin parah di Gaza.

Pernyataan tersebut ditandatangani Menteri Luar Negeri Australia, Austria, Belgia, Kanada, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Islandia, Irlandia, Italia, Jepang, Latvia, Lituania, Luksemburg, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Polandia, Portugal, Slovenia, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris.

Seruan ini dirilis setelah insiden di hari Minggu, di mana setidaknya 81 warga Palestina tewas dan lebih dari 150 luka-luka saat mencoba mengakses bantuan makanan di perbatasan Zikim, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola kelompok Hamas.

Militer Israel mengklaim bahwa pasukannya melepaskan tembakan “untuk menghilangkan ancaman langsung,” namun belum merinci secara spesifik. Investigasi masih berlangsung, dan IDF menyebut jumlah korban yang dilaporkan “tidak sesuai” dengan informasi awal yang mereka miliki.

Penolakan Israel

Menanggapi pernyataan 25 negara, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, menyatakan bahwa Israel “menolak” isi pernyataan itu karena dianggap tidak sesuai kenyataan dan mengirimkan pesan yang salah kepada Hamas.

“Semua pernyataan seharusnya ditujukan kepada pihak yang benar-benar bertanggung jawab atas tidak tercapainya kesepakatan: Hamas,” tegas Marmorstein.

“Mereka memulai perang ini dan terus memperpanjangnya,” lanjut dia.

Marmorstein juga mengklaim bahwa proposal konkret untuk gencatan senjata telah diajukan, namun Hamas menolak menerimanya.

“Pernyataan ini gagal menekan Hamas dan mengabaikan peran serta tanggung jawab mereka atas situasi ini,” tambahnya. “Di tengah negosiasi yang sedang berlangsung, sebaiknya pernyataan semacam ini dihindari.”

Setidaknya 875 orang tewas di Gaza saat berusaha mendapatkan bantuan pangan dalam beberapa pekan terakhir, menurut PBB.

"Mengerikan sekali bahwa lebih dari 800 warga Palestina tewas saat mencari bantuan," tutur pernyataan bersama. Pernyataan tersebut juga mengecam Hamas karena menolak membebaskan sandera Israel yang tersisa.

"Para sandera yang ditawan oleh Hamas sejak 7 Oktober 2023 terus menderita. Kami mengutuk penahanan mereka yang berkelanjutan dan menyerukan pembebasan mereka segera dan tanpa syarat," sebut pernyataan itu.

"Gencatan senjata yang dinegosiasikan menawarkan harapan terbaik untuk memulangkan mereka dan mengakhiri penderitaan keluarga mereka,” ungkap para menlu.

Baca juga:  Trump Terkejut Israel Tiba-Tiba Serang Suriah dan Gereja di Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)