Mengenal Lebih Dekat Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Dok. Medical Emergency Rescue Committee

Mengenal Lebih Dekat Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Surya Perkasa • 20 March 2025 20:20

Jakarta: Pada Selasa, 18 Maret 2025, Jalur Gaza kembali diguncang serangan udara militer Israel. Otoritas pertahanan sipil Gaza melaporkan setidaknya 13 orang tewas dalam serangan tersebut, menyusul serangan besar-besaran sebelumnya yang menewaskan lebih dari 400 orang.

Korban luka dan tewas akibat serangan ini segera dilarikan ke berbagai fasilitas medis, termasuk Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, yang berperan penting dalam memberikan perawatan darurat bagi para korban. Lantas, sudah sejak kapan RSI ini berdiri untuk menolong para warga di Gaza?

Yuk, kenali lebih dekat RSI yang menjadi simbol bantuan kemanusian dari Indonesia melalui penjelasan berikut!
 

Sejarah Pembangunan RSI di Gaza

RSI di Gaza berdiri sebagai simbol solidaritas dan dukungan rakyat Indonesia terhadap perjuangan Palestina. Pembangunan rumah sakit ini dimulai pada 14 Mei 2011 di atas tanah wakaf seluas 16.000 meter persegi yang diberikan oleh Pemerintah Palestina di Beit Lahia, Gaza Utara.

Dana pembangunan RS tersebut sebesar Rp126 miliar, sepenuhnya berasal dari donasi masyarakat Indonesia dan organisasi seperti Palang Merah Indonesia dan Muhammadiyah. Seluruh sumbangan dikumpulkan melalui Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), organisasi kemanusiaan Indonesia.

Pembangunan tahap pertama selesai pada April 2012, dan dilanjutkan tahap kedua yang rampung pada Februari 2014. RSI resmi beroperasi pada tahun 2015 dan menyediakan layanan kesehatan yang sangat dibutuhkan di wilayah tersebut.

RSI ini memiliki staf yang terdiri dari sekitar 400 orang Palestina yang digaji oleh kementerian kesehatan Gaza, dan beberapa sukarelawan dari Indonesia.

Sebelumnya, pembangunan RSI sendiri dilatarbelakangi oleh gempuran Israel ke Jalur Gaza pada 2008. Setahun setelahnya, tim medis MER-C memberikan bantuan langsung ke Gaza. Sebagai wilayah konflik, dahulu Gaza hanya memiliki satu RS Rehabilitasi yang bahkan tak luput dari seranag Israel.
 
Baca: RS Indonesia di Gaza Kembali Diserang Pasukan Israel


Melihat hal tersebut tim MER-C pun menemui pihak kesehatan Palestina dan menyampaikan rencana pembangunan rumah sakit di Gaza yang langsung disambut baik. Pembangunan RSI berlangsung dan hasilnya bisa digunakan bagi warga Gaza hingga sekarang.
 

Fakta seputar RS Indonesia di Gaza

Keberadaan RSI di Gaza tidak hanya sebagai fasilitas medis, tetapi juga sebagai simbol persaudaraan dan dukungan rakyat Indonesia terhadap perjuangan dan kesejahteraan masyarakat Palestina. Adapun, terdapat beberapa fakta terkait RSI di Jalur Gaza ini, antara lain:

1. Fasilitas dan kapasitas
RSI memiliki kapasitas 100 tempat tidur dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas medis modern, termasuk 4 ruang operasi, unit perawatan intensif (ICU) dengan 10 tempat tidur, dan layanan radiologi.

2. Kerja sama lokal
RSI menjalin kerja sama dengan rumah sakit lain di Gaza, seperti Rumah Sakit Asy Syifa, Al Quds, dan Al Awda, untuk saling merujuk pasien dan berbagi sumber daya. Selain itu, RSI juga bekerja sama dengan berbagai universitas di Gaza, seperti Universitas Islam Gaza dan Universitas Al Azhar, guna memberikan kesempatan magang dan penelitian bagi mahasiswa kedokteran.

3. Bangunan unik
Bangunan RSI adalah bangunan terunik dan terbesar di Jalur Gaza yang sebagian besarnya berbentuk segi empat.

4. Sasaran Israel
Selama konflik, RSI beberapa kali terdampak oleh serangan karena dijadikan target Israel, termasuk insiden di mana lantai dua rumah sakit ditembaki ketika terdapat pasien yang tengah tertidur. Meskipun demikian, rumah sakit ini tetap beroperasi dan memberikan layanan medis kepada warga Gaza.

5. Dituduh dipakai militer
Pada akhir 2023, Israel mengepung RSI dan mengklaim bahwa para pejuang Hamas menggunakan rumah sakit tersebut untuk tujuan militer, meskipun hal ini masih diperdebatkan karena pihak Indonesia dengan jelas menolak kebenaran pernyataan Israel tersebut.
 

Situasi Terkini di Gaza

Sejak berakhirnya gencatan senjata pada Selasa, 18 Maret 2025, situasi di Jalur Gaza semakin memburuk akibat serangan udara intensif militer Israel. Serangan ini mengakibatkan ratusan korban jiwa dan luka-luka, termasuk perempuan dan anak-anak.

Serangan udara Israel pada Selasa lalu menewaskan sedikitnya 200 orang di Gaza. Serangan itu menghantam puluhan target, termasuk rumah-rumah warga sipil, yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan luka-luka. RSI di Gaza Utara sendiri menerima sekitar 13 korban luka akibat serangan terbaru. Dari jumlah tersebut, tiga orang dinyatakan meninggal dunia.
 
Baca: Israel Bunuh 95 Warga Gaza Sejak Subuh

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memerintahkan serangan tersebut setelah upaya perpanjangan gencatan senjata gagal mencapai kesepakatan. Serangan yang terus berlanjut ini meningkatkan jumlah pengungsi internal di Gaza, dan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah. Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal dan membutuhkan bantuan mendesak.

Situasi di Gaza saat ini sangat memprihatinkan dengan meningkatnya korban jiwa dan penderitaan warga sipil. Rumah Sakit Indonesia di Gaza terus berperan penting dalam memberikan perawatan medis bagi korban konflik, meskipun menghadapi tantangan besar dalam operasionalnya. Diperlukan upaya diplomasi internasional yang intensif untuk menghentikan kekerasan dan mencegah krisis kemanusiaan yang lebih buruk.

Di tengah serang tak henti Israel, RSI hadir tidak hanya berfungsi sebagai fasilitas kesehatan bagi warga, tetapi juga sebagai tempat pengungsian bagi mereka yang mencari perlindungan di tengah gempuran peluru hingga bom yang tanpa jeda menyerang wilayah tempat tinggal mereka tersebut.

(Nada Nisrina)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)