Ex-Direktur IT Bank DKI, Amirul Wicaksono (Kanan). (Instagram/@bank.dki)
Riza Aslam Khaeron • 9 April 2025 19:37
Jakarta: Nama Amirul Wicaksono menjadi sorotan publik usai pencopotannya dari jabatan Direktur Teknologi dan Operasional Bank DKI oleh Gubernur Daerah Khusus Jakarta, Pramono Anung. Pemecatan tersebut dilakukan menyusul gangguan layanan Bank DKI yang terjadi sejak Jumat, 29 Maret 2025. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa gangguan seperti ini sudah terjadi tiga kali dan memiliki pola yang sama.
"Saudara-saudara sekalian, kejadian di Bank DKI ini bukan pertama kali. Ini sudah ketiga kali, dan kejadiannya hampir serupa, di mana IT tidak dilaksanakan, tidak dijaga secara baik," kata Pramono di Gedung DPRD Jakarta pada Rabu, 9 April 2025. Berikut kronologi pemecatannya.
Gangguan Bank DKI dan Desakan DPRD
Kejadian gangguan layanan Bank DKI yang telah disebutkan, diterangkan oleh Pramono Anung bahwa insiden ini bahkan menyebabkan kebocoran dana di tubuh Bank DKI, meski belum menyebutkan nominal kerugiannya.
“Terus terang ada kebocoran. Jumlah angkanya yang tahu direksi Bank DKI,” ujarnya.
Masalah ini juga memicu perhatian dari DPRD Jakarta. Dalam unggahan akun Media Sosial X PSI Jakarta pada Rabu, 3 April 2025, Anggota Fraksi PSI Justin Adrian Untayana menyatakan: “Kami khawatir gangguan yang dialami oleh para nasabah akan menurunkan kepercayaan nasabah terhadap Bank DKI. Jangan sampai para nasabah melakukan bank rush...”
Ia menambahkan, “Momentum gangguan ini menimbulkan tanda tanya besar bagi kami... nominal kerugiannya juga tidak sedikit. Kami mendorong Dirut Bank DKI untuk segera melibatkan pihak penegak hukum...”
Jeritan Nasabah: 'Duit Kami Terjebak'
Selama lebih dari seminggu, keluhan nasabah terus bermunculan akibat sistem Bank DKI yang lumpuh. Melansir Portal Banten pada Senin, 7 April 2025, para pengguna menyampaikan kekecewaan atas tidak bisanya mengakses layanan perbankan, baik melalui JakOne Mobile maupun ATM di kolom komentar akun Instagram Bank DKI.
Akun Instagram @arrywibowo_official menulis, “Transaksi apapun tidak bisa, apalagi tarik tunai tidak support juga di ATM non Bank DKI. Apakah ada solusi & kompensasi?”
Sementara akun @vinarzk menumpahkan kekesalannya: “Dari lebaran sampai hari ini masih aja error, semua duit gue di Bank DKI. Mbaking kaga bisa dibuka, ATM juga duitnya kaga bisa keluar. Masa iya kita nasabah DKI harus nunggu selama ini?”
Kritik juga dialamatkan langsung kepada Gubernur Pramono Anung. “Yth Bapak @pramonoanungw… Mohon agar Jajaran Petinggi Bank DKI segera menyelesaikan permasalahan transaksi yg tidak bisa dilakukan... Duitnya di Bank DKI semua, Pak,” tulis @hamdi_acil.
Gangguan yang berlangsung sejak 29 Maret itu tak hanya mengganggu kenyamanan, namun juga menurunkan rasa aman dan kepercayaan publik terhadap layanan Bank DKI. Keluhan warganet menggambarkan tekanan dari masyarakat yang akhirnya mendorong langkah tegas dari Gubernur.
Ultimatum Gubernur dan Ancaman Sanksi ke Pejabat Intervensi
Situasi inilah yang mendorong Gubernur mengambil keputusan tegas: mencopot Amirul Wicaksono dari jabatannya sebagai Direktur Teknologi dan Operasional. Pencopotan berlaku sejak Selasa, 8 April 2025, dan posisi tersebut untuk sementara dirangkap oleh Direktur Umum Bank DKI.
Melalui video rapat yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @pramonoanungw, pada Rabu, 9 April 2025, Pramono menegaskan: “Saya akan putuskan pembebastugasan direktur IT-nya, segera dilakukan dan harus dilakukan sekarang.”
Langkah lanjutan dilakukan Pramono dengan menginstruksikan seluruh direksi agar melaporkan kejadian ini kepada Bareskrim Polri.
“Semuanya dilaporkan kepada Bareskrim,” ucapnya. Ia menduga kuat ada keterlibatan orang dalam. “Enggak mungkin enggak melibatkan orang dalam, enggak mungkin.”
Tak hanya itu, seluruh personel di departemen teknologi yang memiliki akses penting diminta diganti.
“Saya juga sudah meminta semua orang yang selama ini punya password dan PC, di departemen itu semuanya diganti. Orang-orang baru yang dipilih oleh Direktur Utama yang sekarang,” tegas Pramono.
Ia juga meminta audit digital dilakukan oleh lembaga independen untuk menelusuri aliran dana dan jejak digital secara menyeluruh. “Karena yang namanya apapun tentang jejak digital uang lari ke mana saja, dalam sistem sekarang pasti kelihatan.”
Pramono juga memperingatkan agar tidak ada pihak internal Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang ikut campur dalam urusan ini. “Enggak boleh siapapun di dalam internal kita, terutama pemerintah DKI ini ikut campur urusan ini. Siapapun yang ikut campur, saya akan ambil tindakan.”
Harapan IPO dan Kepercayaan Nasabah
Lebih jauh, Pramono menyampaikan harapannya agar Bank DKI melakukan transformasi lebih besar seperti membuka saham ke publik. “Kalau bisa, Bank DKI ini IPO, enggak mungkin diselesaikan satu setengah tahun, maksimal enam bulan,” ujarnya.
Justin Adrian turut mengingatkan bahwa kepercayaan nasabah adalah kunci. “Masalah ini harus segera diselidiki… agar kepercayaan nasabah dapat dipulihkan,” katanya dalam unggahan PSI Jakarta di Media Sosial X pada 9 April 2025.
Pemecatan Direktur IT Bank DKI oleh Gubernur Pramono Anung menjadi sinyal kuat pembenahan manajemen menyeluruh, terutama di bidang keamanan siber dan sistem digital. Dengan audit yang akan dilakukan, publik kini menunggu bukti konkret bahwa Bank DKI dapat pulih dan kembali menjadi bank yang kredibel bagi jutaan nasabahnya.