BI Menunggu Penurunan Inflasi AS secara Konsisten

Bank Indonesia. Foto : MI/Usman Iskandar.

BI Menunggu Penurunan Inflasi AS secara Konsisten

Fetry Wuryasti • 20 March 2024 19:05

Jakarta: Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19-20 Maret 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
 
Hal ini sesuai dengan perkiraan Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro dimana Bank Indonesia baru akan yakin menurunkan tingkat suku bunga BI Rate apabila telah memastikan penurunan inflasi di AS konsisten menuju dua persen.
 
"Saya tidak yakin inflasi dalam waktu dekat inflasi AS bisa turun ke dua persen," kata Asmo di Jakarta, Rabu, 20 Maret 2024.
 
Sebab menurutnya BI juga tidak ingin apabila melangkah terlebih dahulu, tetapi negara peers tidak. BI pasti akan melihat langkah negara emerging market lainnya. Sebab ini terkait dengan pergerakan relatif suku bunga dengan negara-negara tersebut.
 
Bila BI melangkah duluan (menurunkan suku bunga), kemudian sesuatu buruk terjadi, misal inflasi naik lagi, maka akan butuh usaha berat untuk kembali menyesuaikan dengan negara peersnya. "Sampai benar-benar ada kepastian," kata Asmo.
 

Baca juga: BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6%
 

Menunggu sinyal dot plot

 
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan pasar menunggu signal dot plot dari The Fed pada rapat FOMC, terutama terkait dengan signal arah suku bunga ke depan, yang akan tercermin dari publikasi Summary of Economic Projections.
 
Dengan demikian, keputusan perubahan suku bunga BI, kata dia, memang bergantung pada arah kebijakan suku bunga AS. Lanskap perekonomian Indonesia saat ini ditandai dengan melemahnya keseimbangan eksternal, meningkatnya inflasi, dan melambatnya pertumbuhan ekonomi akibat tingginya suku bunga.
 
Meski terdapat tekanan inflasi, masih terdapat ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga menjelang akhir paruh pertama di 2024.
 
Hal ini disebabkan masih terdapat kesenjangan yang cukup besar antara suku bunga kebijakan dan inflasi, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga saat ini relatif membatasi.
 
"Pertimbangan terbesar atas keputusan BI mengenai kapan dan seberapa besar penurunan suku bunga akan bergantung pada arah kebijakan suku bunga AS yang akan berdampak besar pada volatilitas rupiah," kata Rully.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)