Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Husen Miftahudin • 3 May 2024 13:44
Mamuju Tengah: Masyarakat Indonesia dipandang perlu mengakses, mencari, dan menyaring informasi sebelum memanfaatkan maupun mendistribusikan ke berbagai platform digital. Selain itu juga harus didorong untuk memiliki kemampuan berpikir kritis agar tidak mudah termakan berita bohong (hoaks).
Technopreneur Erlan Primansyah menyampaikan hal itu saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat di Kabupaten Mamuju Tengah.
Erlan mengatakan, para pengguna digital mestinya selalu memelihara rasa curiga dan berpikir kritis dengan apa yang dibaca dan didengar dari media sosial atau internet. Apalagi, untuk sesuatu yang belum diketahui dan berasal dari sebuah akun media sosial yang tidak jelas dan dikenal.
"Lawan hoaks di media sosial dengan saring sebelum sharing. Selalu hati-hati dan waspada terhadap informasi yang tidak kita tahu kebenarannya, dan kedepankan sikap kritis," jelas Erlan dalam sebuah diskusi yang dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 3 Mei 2024.
Adapun cara untuk mengidentifikasi hoaks, menurut Erlan, ialah berhati-hati dengan judul provokatif. Karena hoaks seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif.
Misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. "Lalu, cermati alamat situs periksa fakta, cek keaslian foto dan video, serta ikuti grup diskusi anti-hoaks," tegas dia.
Dalam diskusi daring bertajuk 'Lawan Hoaks di Media Sosial' itu, Erlan mengajak para siswa peserta diskusi untuk memberantas hoaks di media sosial dengan cara tidak sembarangan meneruskan sebuah pesan atau postingan. Konfirmasi kepada orang yang lebih paham bisa dilakukan, jika merasa tidak tahu dengan informasi tersebut.
"Lakukan konfirmasi jika tak paham, selalu cek dengan 'Googling' dan searching ke mesin pencarian. Imbangi berita hoaks dengan selalu sharing berita yang benar dan terpercaya bila kita menemukan hoaks," rinci Erlan.
Baca juga: Rata-rata Penggunaan Medsos Masyarakat Indonesia Lebih dari Tiga Jam/Hari |