Rupiah Ditekuk Dolar AS

Ilustrasi Rupiah. Foto: MI/Susanto.

Rupiah Ditekuk Dolar AS

Husen Miftahudin • 21 December 2023 09:40

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 21 Desember 2023, rupiah hingga pukul 9.20 WIB berada di level Rp15.542 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 31 poin atau setara 0,15 persen dari Rp15.511 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, The Fed mengisyaratkan pihaknya telah selesai menaikkan suku bunga dan akan menurunkan suku bunga pada 2024. Tindakan ini memicu pelemahan tajam dolar AS, dan meningkatkan spekulasi mengenai kapan bank sentral tersebut akan mulai memangkas suku bunganya.

Goldman Sachs memperkirakan akan ada lima pemotongan pada tahun depan, dengan sebagian besar pemotongan tersebut bisa dilakukan pada paruh pertama tahun ini.

Harga Fed Fund berjangka menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang lebih dari 67 persen untuk penurunan 25 basis poin pada Maret 2024. Bank sentral juga diperkirakan akan memangkas suku bunga lebih lanjut pada April dan Mei.

"Namun para pejabat Fed memperingatkan perdagangan ini masih berisiko, terutama jika inflasi tetap kaku dan memerlukan kebijakan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dari The Fed," jelas Ibrahim dalam analisis hariannya.

Para pedagang juga sebagian besar mengabaikan peringatan dari pejabat Fed dimana antusiasme terhadap penurunan suku bunga awal terlalu dilebih-lebihkan, dengan penurunan berkelanjutan dalam dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah menunjukkan semakin besarnya keyakinan suku bunga dapat mulai turun pada Maret 2024.

Di sisi lain, Bank Rakyat Tiongkok mempertahankan suku bunga pinjamannya tidak berubah pada rekor terendah. Meskipun langkah ini sudah diperkirakan secara luas, hal ini menyoroti betapa kecilnya ruang gerak yang dimiliki PBOC untuk menjaga kebijakan tetap longgar dan mendukung pemulihan ekonomi di Tiongkok.

Baca juga: Data Konsumen AS Dorong Penguatan Dolar
 

Peredaran uang saat pemilu meroket


Dari dalam negeri, uang beredar dalam arti luas (M2) diproyeksikan akan meningkat cukup tinggi pada pesta demokrasi 2024. Selama empat bulan sebelum pemilu dan satu bulan setelah pemilu, tren M2 sejak Pemilu 2004 selalu meningkat.

Pada pemilu 2014, uang yang beredar sebanyak Rp165,5 triliun. Kemudian 2019 menjadi Rp189,7 triliun. Selanjutnya untuk Pemilu 2024 diprediksi bisa naik lebih kencang.

M2 dalam Pemilu 2004 meningkat Rp14,8 triliun. Sementara pada Pemilu 2009, M2 meningkat Rp82,7 triliun. Kemudian pada Pemilihan Presiden 2014, posisi M2 meningkat hingga Rp165,5 triliun, sementara pada 2019 naik hingga Rp189,7 triliun.

"Artinya, bila sesuai dengan proyeksi, uang beredar pada Pemilu 2024 akan naik lebih tinggi dari sebelumnya, akan tembus setidaknya di angka Rp219,7 triliun," papar Ibrahim.

Menurut dia, peredaran uang yang semakin tumbuh dapat mendorong aktivitas masyarakat untuk belanja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Saat ini, Indonesia menghadapi the longest and the largest election, diharapkan uang beredar lebih tinggi lagi.

"Ini political driven untuk konsumsi, sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat 2023 bisa di atas lima persen," ucap Ibrahim.

Melihat data Bank Indonesia (BI) per Oktober 2023 atau empat bulan sebelum Pemilu 2024, posisi M2 pada Oktober 2023 tercatat sebesar Rp8.505,4 triliun atau tumbuh 3,4 persen secara tahunan (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,0 persen (yoy).  Utamanya, pertumbuhan didorong oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 7,8 persen (yoy).

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan ditutup menguat.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.490 per USD hingga Rp15.550 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)