AS Pangkas Tarif Paket Impor Shein dan Temu Jadi 54%

Ilustrasi, bendera AS dan Tiongkok. Foto: Xinhua/Bao Dandan.

AS Pangkas Tarif Paket Impor Shein dan Temu Jadi 54%

Husen Miftahudin • 14 May 2025 14:27

Washington: Amerika Serikat (AS) resmi memangkas tarif impor untuk paket kecil dari Tiongkok dan Hong Kong, termasuk kiriman dari raksasa e-commerce seperti Shein dan Temu, dari 120 persen menjadi 54 persen.
 
Keputusan ini diumumkan hanya beberapa jam setelah AS dan Tiongkok menyepakati jeda 90 hari dalam perang dagang yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
 
Pemangkasan tarif ini diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump melalui pernyataan resmi Gedung Putih dan diperkuat oleh penandatanganan perintah eksekutif pada Senin, 12 Nei 2025.
 
Mengutip Investing.com, Rabu, 14 Mei 2024, tarif berlaku 14 Mei 2025. Sementara biaya tetap sebesar USD100 per paket tetap diberlakukan, rencana kenaikan menjadi USD200 pada Juni dibatalkan.
 
Kebijakan ini berkaitan dengan aturan 'de minimis' yang memungkinkan barang dengan nilai di bawah USD800 dapat masuk ke AS tanpa bea masuk atau pemeriksaan ketat.
 
Kebijakan ini sempat ditutup awal Mei oleh pemerintahan Trump untuk mencegah masuknya barang murah dari luar negeri tanpa pengawasan. Trump menyatakan kesepakatan ini menandai 'reset total' hubungan dagang AS-Tiongkok.
 
Kedua negara sepakat untuk saling memangkas tarif. AS menurunkan tarif balasan dari 145 persen menjadi 30 persen, sementara Tiongkok menurunkan tarifnya atas barang AS dari 125 persen menjadi 10 persen. Meskipun demikian, Trump menegaskan tarif bisa kembali naik jika tidak ada kemajuan lanjutan setelah masa tenggang 90 hari.
 
"Saya tidak berniat menyakiti Tiongkok," ujar Trump dalam konferensi pers, sembari menambahkan, perekonomian Tiongkok telah terpukul parah akibat perang dagang ini.
 

Baca juga: Meski Berdamai, Tarif Impor Bakal Tetap Bebani Ekonomi AS


(Ilustrasi. Foto: Freepik)
 

Respons pasar keuangan

 
Analis pasar menyambut berita ini dengan hati-hati. Ipek Ozkardeskaya dari Swissquote Bank menyatakan ketidakpastian pasca-90 hari masa jeda ini masih membuat banyak perusahaan menunda keputusan investasi. Sementara itu, saham Wall Street sempat melonjak karena optimisme jangka pendek.
 
Namun, aturan 'de minimis' ini juga dikritik oleh politisi dari kedua partai di AS karena dianggap membuka celah masuknya barang murah Tiongkok yang merugikan industri lokal serta berisiko digunakan untuk menyelundupkan narkoba seperti fentanyl.
 
Revolution Beauty, perusahaan kosmetik asal Inggris, menyambut baik penurunan tarif ini. Mereka menyatakan hampir 60 persen produk yang mereka jual di pasar AS, yang menyumbang seperempat dari total penjualan mereka, diproduksi di Tiongkok.
 
Menurut survei dari Bank of America, 61 persen manajer dana kini memperkirakan ekonomi AS akan mengalami 'soft landing', naik dari 37 persen pada April, menunjukkan adanya peningkatan optimisme ekonomi seiring dengan meredanya ketegangan dagang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)