Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar M Sarmuji di Ponpes Al Khoziny. Foto: Dok. Istimewa.
Fachri Audhia Hafiez • 25 October 2025 17:32
Jakarta: Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar M Sarmuji mengatakan pihaknya menyambut penguatan infrastruktur di pondok pesantren (ponpes). Hal itu disampaikan Sarmuji bersama jajaran kader Golkar saat menyambangi Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Musibah yang menimpa Al Khoziny menjadi pelajaran bersama untuk memperkuat perhatian pada keselamatan dan infrastruktur pendidikan berbasis pesantren," ujar Sarmuji melalui keterangan tertulis, Sabtu, 25 Oktober 2025.
Sarmuji juga menyampaikan belasungkawa atas musibah runtuhnya musala pesantren yang menelan banyak korban jiwa. Sekaligus menyambung tali persaudaraan dengan sang pengasuh pesantren, KH Abdus Salam Mujib.
"Sebagai sesama muslim kami ikut berbelasungkawa atas musibah yang menimpa Pondok Pesantren Alkhozini. Semoga yang wafat dikembalikan Allah ke dalam surga dan keluarganya diberikan kesabaran," ujar Sarmuji.
Ketua Fraksi Golkar
DPR itu mengatakan dia bersama pengasuh Ponpes Al Khoziny masih memiliki pertalian saudara. "Karena sama-sama nasab Kiai Hamdani pendiri Pondok Pesantren Siwalan Panji dari jalur Kiai Ya’qub. Bedanya, kalau Al Khoziny dari anak Kiai Ya’qub yang bernama Ning Fatimah dan diperistri oleh Kiai Khozin, kalau istri saya dari Ning Aisyah," ujar Sarmuji.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar M Sarmuji di Ponpes Al Khoziny. Foto: Dok. Istimewa.
Ketua DPD
Golkar Jawa Timur Ali Mufti menyampaikan komitmennya untuk membantu ponpes tersebut. Terutama dalam aspek pemulihan dan pembangunan kembali fasilitas pesantren.
“Kami akan berkomunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum, sebagai mitra kerja kami di DPR, agar bisa memberikan dukungan teknis maupun program yang relevan,” kata Ali.
Pada 29 September 2025, bagian musala tiga lantai di area Pondok Pesantren Al Khoziny runtuh saat para santri sedang melaksanakan salat asar berjemaah. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
BNPB), keruntuhan bangunan tersebut merupakan bencana nonalam dengan korban jiwa terbanyak pada 2025.