Jangkau 16 Juta Pendengar, Kemenkraf Andalkan Radio untuk Dongkrak Ekosistem Kreatif

Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya. Foto: Kemenkraf

Kemenkraf Dukung Penguatan Peran Radio sebagai Kanal Strategis Ekraf

Jangkau 16 Juta Pendengar, Kemenkraf Andalkan Radio untuk Dongkrak Ekosistem Kreatif

Al Abrar • 15 November 2025 13:42

Jakarta: Di tengah dominasi platform digital, radio terbukti belum tergeser. Dengan jangkauan mencapai 16 juta pendengar di 10 kota besar, Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) menegaskan radio masih menjadi kanal strategis dalam penyebaran konten kreatif di berbagai daerah.

Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, mengatakan radio kini tidak lagi dipandang sebagai medium tradisional, melainkan bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang memiliki potensi bisnis besar.

“Radio harus mampu mengembangkan model bisnis baru di era digital. Kemenkraf berkomitmen mendukung penguatan industri radio agar tetap relevan, berdaya saing, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif dari daerah,” ujar Riefky, Sabtu, 15 November 2025.

Data Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) menunjukkan belanja iklan radio masih tinggi, sekitar Rp750 miliar per tahun. Momentum itu didorong melalui gelaran Radio Summit XVIII 2025 yang diselenggarakan PRSSNI bersama Forum Diskusi Radio (FDR) dengan dukungan Kemenkraf.

Acara yang digelar di Hotel 101 Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 15 November 2025 itu mengusung tema “Radio Is Not Just A Vibe, It’s A Business”. Forum ini mempertemukan pelaku industri radio, pengiklan, akademisi, hingga regulator untuk memperkuat kolaborasi menghadapi perubahan lanskap media.
 


Radio selama ini memiliki peran historis bagi publik, mulai dari media informasi, alat komunikasi darurat saat krisis, ruang edukasi, pelestarian budaya, hingga promosi seni lokal. Radio juga tetap dipercaya di wilayah yang belum terjangkau internet secara optimal.

Namun, tantangan baru terus muncul seiring pergeseran perilaku konsumsi masyarakat. Generasi muda kini lebih dekat dengan podcast, platform streaming, serta konten on-demand, sementara belanja iklan perlahan bergeser ke platform digital. Kondisi itu menuntut industri radio mempercepat transformasi digital serta inovasi konten.

Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenkraf, Agustini Rahayu, menekankan pentingnya kolaborasi seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga keberlanjutan industri radio.

“Radio Summit ke-18 harus menjadi momentum kebangkitan radio nasional. Saya mengajak semua pihak memperkuat kolaborasi agar radio tetap relevan, tangguh, dan mampu beradaptasi di era digital,” ujarnya.


Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekraf, Agustini Rahayu, memberi sambutan pada acara Radio Summit XVIII 2025 yang digelar di Hotel 101 Kebon Sirih, Jakarta, Sabtu (15/11/2025). Istimewa

Ketua PRSSNI, M Rafik, menambahkan perlunya langkah cepat dalam transformasi digital dan kerja sama lintas media.

“Kolaborasi adalah kunci. Berjalan sendiri makin sulit. Tapi dengan sinergi antarstasiun radio, asosiasi, dan pelaku kreatif, kita bisa menjadikan radio sebagai kekuatan ekonomi baru,” kata Rafik.

Kemenkraf menegaskan komitmennya memperkuat ekosistem penyiaran melalui fasilitasi, regulasi adaptif, dan kemitraan strategis. Dengan inovasi yang berkelanjutan, radio diyakini tetap menjadi medium yang kuat dan inklusif dalam lanskap ekonomi kreatif Indonesia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Al Abrar)