KPAI-Komdigi Berkoordinasi Awasi Medsos dan Gim Pada Anak

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dyah Puspitarini di Polres Tangerang Selatan.

KPAI-Komdigi Berkoordinasi Awasi Medsos dan Gim Pada Anak

Hendrik Simorangkir • 11 November 2025 15:48

Tangerang: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi) terkait pengawasan media sosial dan game online. Langkah ini sebagai upaya pencegahan terhadap perundungan dan faktor risiko lain yang memengaruhi anak.

"Ada faktor tontonan media sosial dan game itu juga, yang diduga turut memengaruhi perilaku anak. Kami sudah berupaya untuk berkomunikasi dengan Komdigi," ujar Komisioner KPAI, Dyah Puspitarini, di Tangerang Selatan, Selasa, 11 November 2025.

Dyah menilai kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara yang diduga dilakukan salah satu siswa tidak semata-mata karena perundungan. Ada faktor lain yang turut memengaruhi.

"Ketika keluar dari sekolah, anak tidak bisa berdiri sendiri. Latar belakang dia melakukan, mungkin ada dugaan bullying, iya. Tetapi ada faktor lain yang membuat anak ini melakukan hal seperti itu, seperti terpengaruh game atau yang lain," jelas Dyah.
 


Temuan Polisi Terkait Ledakan

Sebelumnya, polisi mengungkapkan siswa terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta membawa dua tas ke sekolah. Diduga isi tas tersebut merupakan bahan peledak.

"Kita menjawab tadi temuan ini memang kalau dilihat dari CCTV kedatangan anak ini sudah membawa tas sekolah dengan tas yang dijinjing. Itu semua barang-barang berada di dalam situ," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Bhudi Hermanto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin, 10 November 2025.


Lokasi ledakan di Masjid SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. Foto: Dok. Media Indonesia.

Densus 88 Antiteror Polri menemukan tujuh bahan peledak di SMAN 72 Jakarta. Tiga peledak yang dibawa pelaku tidak meledak, sementara empat lainnya meledak di dua lokasi.

Bhudi mengatakan pihaknya masih mendalami asal-usul peledak yang dimiliki pelaku. Polisi akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk memantau konten sensitif.

"Pada saat pak Kapolri ada di RS Islam, akan mendalami pihak-pihak lain apabila ada yang mengajari pembuatan bom termasuk dari media sosial. Bapak Kapolda akan membangun sinergi dengan Komdigi untuk sama-sama melihat konten-konten yang tidak layak dikonsumsi anak-anak," terang Bhudi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)