Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Metro TV/Adinda Vinka
Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meminta PT Adhi Karya (Persero) membongkar tiang monorel mangkrak di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, untuk mengakhiri nasib tiang bekas proyek gagal tersebut. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengirim surat kepada Adhi Karya secara resmi untuk meminta pembongkaran.
"Dalam waktu paling lama awal minggu depan ini, saya akan menulis surat kepada Adhi Karya untuk meminta kepada Adhi Karya sesuai dengan surat yang disampaikan oleh Kajati Jakarta, maka kami akan meminta mereka untuk membongkar dan kami akan beri waktu 1 bulan," kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 6 November 2025.
Pemprov DKI, kata Pramono, sempat berkomunikasi dengan manajemen PT Adhi Karya untuk membahas penyelesaian tiang monorel yang telah mangkrak sekitar 20 tahun lalu.
Jika Adhi Karya tak mau membongkarnya sendiri, Pemprov DKI yang akan mengerjakannya. "Kapan DKI akan membongkar? kami sudah menetapkan waktunya adalah Januari (tahun 2026)," ucap Pramono.
Jika nantinya tiang bekas proyek monorel mangkrak di tengah ruas jalan ini telah dibongkar, Pramono berencana melebarkan Jalan Rasuna Said hingga menata ulang jalur pedestriannya. Dia memastikan Pemprov DKI telah menyiapkan anggaran untuk pengerjaannya.
"Kalau Januari nanti DKI membongkar, sekaligus ya kami akan membuat, eh, apa, kami potong, kami bongkar, kita buat pelebaran jalan, pedestriannya kita bangun, dan dananya sudah ada sehingga tahun depan mudah-mudahan, apa, Rasuna Said akan menjadi lebih baik," ungkap Politikus PDIP itu.
Tiang monorel di Jalan HR Rasuna Said. Metrotvnews.com/Adinda Vinka
Sejak beberapa tahun lalu, tiang proyek monorel Jakarta yang mangkrak di sepanjang Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Asia Afrika mulai dianggap mengganggu.
Mulanya, konstruksi proyek monorel di Jakarta ini dimulai pada 2004. Saat itu, Gubernur DKI masih dijabat Sutiyoso.
Pemprov DKI bekerja sama dengan PT Jakarta Monorail selaku pengembang atau investor proyek tersebut.
Kegagalan proyek mulai tampak setelah beberapa tahun konstruksi berjalan. Saat tiang monorel telah ditancapkan, Gubernur DKI Fauzi Bowo yang menggantikan Sutiyoso, menyetop pembangunan ini karena masalah keuangan.
Pada 2014, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membatalkan kontrak dengan PT Jakarta Monorail. Dalam putusan pengadilan, aset tiang monorel tersebut dinyatakan milik Adhi Karya, sehingga perusahaan BUMN tersebut yang berkehendak untuk membongkarnya.