Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com
Atalya Puspa • 2 February 2025 10:04
Jakarta: Hari Lahan Basah Sedunia diperingati setiap tanggal 2 Februari. Lahan basah memiliki peran penting untuk lingkungan maupun kesejahteraan masyarakat. Namun, kini beberapa temuan menyebutkan bahwa luasan lahan basah secara global terus menyusut.
Global Wetland Outlook menyebutkan bahwa kehilangan lahan basah terjadi tiga kali lebih cepat daripada hutan alam. Sementara, 64% lahan basah dunia telah hilang sejak awal abad ke-20 menurut Ramsar Convention on Wetlands. Merosotnya jumlah lahan basah dengan kualitas baik juga terjadi di Indonesia.
"Sebagai rumah dari gambut tropis kedua di dunia, perlindungan ekosistem ini di Indonesia justru menyedihkan," sebut Juru Kampanye Pantau Gambut Abil Salsabila, Minggu, 2 Februari 2025.
Menurut dia, UU Cipta Kerja telah memberikan kemudahan para pemilik modal yang melakukan aktivitas perkebunan sawit secara ilegal melalui pemutihan pada lahan Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) seluas 407.267 hektare.
Buruknya perlakuan terhadap ekosistem gambut pun menyebabkan kerentanan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ikut meningkat. Awal 2023 lalu, Pantau Gambut menemukan bahwa dari total 24,2 juta hektare luas KHG di Indonesia, sekitar 16,4 juta hektare atau 65,9% rentan terbakar. Belum lagi infrastruktur restorasi gambut yang banyak tidak sesuai standar.
“Bagi pemerintah Indonesia, keberhasilan restorasi hanya dilihat dari angka pelaksanaan proyek, bukan dampak kepada masyarakat yang terdampak. Perayaan hari Lahan Basah Sedunia pun hanya menjadi ajang seremonial semata,” tambah Abdil.
Baca juga:
KKP Temukan Indikasi Pelanggaran Pemanfaatan Ruang Laut |