Donald Trump: Saya Tidak Tahu Apakah Netanyahu Bisa Selamatkan Sandera

Presiden AS Donald Trump mengucapkan selamat tinggal kepada Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi, UEA, 16 Mei 2025. (EFE-EPA/PENGADILAN PRESIDEN UEA)

Donald Trump: Saya Tidak Tahu Apakah Netanyahu Bisa Selamatkan Sandera

Riza Aslam Khaeron • 17 May 2025 16:06

Abu Dhabi: Pernyataan mengejutkan disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai kemampuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam membebaskan para sandera yang tersisa di Gaza.

Dalam konferensi pers di atas pesawat Air Force One, Trump menjawab singkat, "Saya tidak tahu," saat ditanya apakah Netanyahu bisa membebaskan sandera yang tersisa.

"Kita akan segera mengetahuinya. Kita akan tahu segera," ujar Trump, dalam perjalanan dari Uni Emirat Arab, Jumat, 16 Mei 2025, dikutip dari Times of Israel.

"Mereka tidak dalam kondisi baik. Beberapa dari mereka lebih baik daripada yang lain. Ini sedikit tergantung di mana mereka berada, tetapi kami akan bekerja sama dengan [Israel] untuk membebaskan mereka," ujar Trump, dikutip dari Times of Israel, Jumat, 16 Mei 2025.

Komentar ini muncul di tengah kekhawatiran global atas nasib 58 sandera yang tersisa di Gaza. Israel meyakini 20 dari mereka masih hidup setelah pembebasan Edan Alexander pada Senin lalu. Sisanya, sebanyak 35 sandera telah dikonfirmasi tewas, sementara tiga lainnya masih dalam status yang sangat mengkhawatirkan.

Semua sandera yang masih hidup diketahui merupakan pria muda yang diculik dalam serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023.

Trump mengakhiri kunjungannya ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab dengan menekankan pentingnya penyelesaian situasi kemanusiaan di Gaza.
 

Baca Juga:
Hamas Bebaskan Sandera AS-Israel yang Ditahan Selama 19 Bulan

"Banyak orang kelaparan, banyak hal buruk terjadi. Harus segera ditangani," ujar Trump dalam forum bisnis di Abu Dhabi, Jumat, 16 Mei 2025, dikutip dari Times of Israel.

Hamas telah menyampaikan bahwa pembebasan sandera berikutnya bergantung pada komitmen Israel untuk mengakhiri perang, syarat yang sejauh ini ditolak oleh Netanyahu. Negosiasi damai yang sedang berlangsung di Doha dikabarkan menemui hambatan karena Netanyahu menolak untuk menyetujui gencatan senjata tahap kedua.

Dua pejabat Arab mengatakan kepada Times of Israel bahwa utusan Timur Tengah AS, Steve Witkoff, menyampaikan kepada para mediator bahwa AS tidak akan memaksa Israel menghentikan perang di Gaza. Netanyahu yang bersikeras meneruskan operasi militer disebut sebagai penghambat utama proses pembicaraan.

Pada saat yang sama, Trump mengonfirmasi bahwa pemerintah AS telah memberikan draf proposal kepada Iran untuk kesepakatan nuklir, seraya memperingatkan "sesuatu yang buruk" akan terjadi jika tanpa respons.

"Jika mereka tidak segera merespons, sesuatu yang buruk akan terjadi," ujar Trump di Abu Dhabi, Jumat, 16 Mei 2025, dikutip dari Times of Israel. Iran membantah telah menerima dokumen tersebut.

Pernyataan Trump tentang Netanyahu menunjukkan adanya keraguan di tingkat tertinggi sekutu Israel tentang kemampuan pemerintah Netanyahu menangani krisis sandera. Sampai saat ini, belum ada kesepakatan konkret untuk menghentikan perang yang telah berlangsung lebih dari tujuh bulan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)