Hamas Bebaskan Sandera AS-Israel yang Ditahan Selama 19 Bulan

Edan Alexander (tengah) saat bersama keluarganya sesaat setelah dibebaskan Hamas pada Senin, 12 Mei 2025. (IDF)

Hamas Bebaskan Sandera AS-Israel yang Ditahan Selama 19 Bulan

Willy Haryono • 13 May 2025 07:17

Gaza: Kelompok pejuang Palestina Hamas pada hari Senin kemarin membebaskan seorang tentara Israel-Amerika Serikat yang telah disandera di Gaza selama lebih dari 19 bulan. Langkah ini merupakan isyarat niat baik terhadap pemerintahan Donald Trump yang dapat meletakkan dasar bagi gencatan senjata baru dengan Israel.

Edan Alexander, 21 tahun, adalah sandera pertama yang dibebaskan sejak Israel menggagalkan gencatan senjata delapan minggu dengan Hamas pada bulan Maret dan melancarkan serangan dahsyat di Gaza yang telah menewaskan ratusan warga Palestina.

Ia diserahkan kepada Palang Merah dan kemudian kepada pasukan Israel sebelum diterbangkan dengan helikopter ke sebuah rumah sakit di Tel Aviv. Pihak berwenang Israel merilis video dan foto yang memperlihatkan Alexander yang pucat tetapi tersenyum dalam reuni emosional dengan ibunya dan anggota keluarga lainnya.

Israel telah berjanji untuk mengintensifkan serangannya, termasuk dengan merebut Gaza dan menggusur sebagian besar penduduk wilayah itu lagi. Beberapa hari sebelum gencatan senjata berakhir, Israel memblokir semua impor untuk memasuki daerah kantong Palestina, memperdalam krisis kemanusiaan dan memicu peringatan tentang risiko kelaparan jika blokade tidak dicabut.

Israel mengatakan langkah-langkah tersebut dimaksudkan untuk menekan Hamas agar menerima perjanjian gencatan senjata sesuai persyaratan Israel.

Mengenakan kemeja bertuliskan namanya, keluarga besar Alexander berkumpul di Tel Aviv untuk menyaksikan pembebasan tersebut. Mereka meneriakkan namanya saat militer mengatakan dia bebas, sementara di Lapangan Sandera kota itu, ratusan orang bersorak sorai.

Nenek Alexander, Varda Ben Baruch, berseri-seri. Dia mengatakan cucunya tampak baik-baik saja di foto pertama setelah hampir 600 hari ditawan.

“Dia tampak seperti pria dewasa. Dia benar-benar dewasa,” katanya, dikutip dari Burnaby Now, Selasa, 13 Mei 2025.

Menuju Akhir Perang?

Sejumlah laporan menyebutkan bahwa Alexander melontarkan lelucon di telepon saat berbicara dengan ibunya. “Dia memang punya selera humor,” kata sang ibu.

Alexander berusia 19 tahun saat dia disandera Hamas dari pangkalan militernya di Israel selatan selama serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang di Gaza.

Di kota asalnya Tenafly, New Jersey, ratusan pendukung memadati jalan, memegang plakat bergambarnya dan mendengarkan pengeras suara yang memutar musik Israel.

Saat mereka menyaksikan berita pembebasannya di layar lebar, kerumunan itu berpelukan dan melambaikan bendera Israel. Sejak ia disandera, para pendukung di sana berkumpul setiap hari Jumat untuk berbaris menuntut pembebasan para sandera.

Israel mengatakan 58 sandera masih ditawan, dengan sekitar 23 di antaranya dikatakan masih hidup. Banyak dari 250 sandera yang ditawan oleh Hamas dalam serangan tahun 2023 dibebaskan melalui kesepakatan gencatan senjata.

Trump menyebut pembebasan yang diharapkan 'semoga' menjadi langkah menuju berakhirnya perang

Hamas mengumumkan niatnya untuk membebaskan Alexander sesaat sebelum Presiden AS Donald Trump dijadwalkan tiba pada hari Selasa di Timur Tengah dalam perjalanan resmi luar negeri pertamanya di masa jabatan kedua.

Baca juga:  Hamas Rilis Video Dua Sandera Israel yang Masih Hidup di Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)