Warga Palestina memeriksa bus yang hancur di lokasi serangan udara Israel di luar Rumah Sakit Eropa, Khan Yunis, Gaza Selatan, 14 Mei 2025. (EFE/EPA/MOHAMMED SABER)
Riza Aslam Khaeron • 16 May 2025 15:49
Gaza: Tim penyelamat sipil di Gaza melaporkan bahwa sedikitnya 50 orang tewas akibat serangan udara Israel yang terjadi sejak tengah malam hingga Jumat pagi, 16 Mei 2025. Pernyataan tersebut disampaikan oleh pejabat pertahanan sipil Gaza, Mohammed al-Mughayyir.
"Jumlah syuhada yang terbunuh akibat penembakan Israel yang menargetkan rumah-rumah warga sipil di Jalur Gaza bagian utara antara tengah malam hingga pagi ini telah meningkat menjadi 50... Tim kami masih bekerja di area-area tersebut," ujar Mohammed al-Mughayyir, dikutip dari RTE pada Jumat, 16 Mei 2025.
Kematian massal ini terjadi hanya sehari setelah laporan sebelumnya yang menyebut lebih dari 100 orang tewas akibat serangan Israel di berbagai wilayah Gaza. Sementara pada Rabu, setidaknya 80 korban jiwa dilaporkan. Sejak Israel melanjutkan operasi militernya pada 18 Maret 2025, situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk.
RTE juga menyebutkan bahwa bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza telah dihentikan sejak 2 Maret 2025. Pemutusan bantuan ini disebut oleh Israel sebagai taktik untuk menekan Hamas agar memberikan konsesi dalam perundingan.
Namun, kelompok Hamas menolak, dan menyatakan bahwa kembalinya bantuan kemanusiaan adalah "syarat minimum" untuk memulai pembicaraan damai.
Situasi yang semakin memburuk ini memicu reaksi internasional.
"Blokade Israel telah melampaui taktik militer dan menjadi alat pemusnahan," ucap direktur eksekutif sementara Human Rights Watch, Federico Borello dikutip dari RTE pada Jumat, 16 Mei 2025.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dalam kunjungannya ke kawasan Teluk, turut menanggapi krisis tersebut.
Baca Juga: Kepala Unicef Kecam Israel atas Pembunuhan Anak di Gaza |