Satgas Cesium-137 melalui Menteri Lingkungan Hidup menetapkan kawasan Industri Modern Cikande, di Kabupaten Serang, Banten menjadi Kejadian Khusus Pencemaran Radiasi. Dokumentasi/ Metro TV
Whisnu Mardiansyah • 9 October 2025 21:16
Bandung: Guru Besar Kedokteran Nuklir Universitas Padjadjaran Achmad Hussein Kartamihardja menyebut paparan radioaktif Cesium-137 mengandung bahaya senyap yang memicu kanker dan gangguan saraf. Zat radioaktif ini berpotensi menimbulkan dua jenis efek yaitu deterministik dan stokastik.
"Paparan radiasi bisa menyebabkan sel-sel tubuh tidak mati, tapi terus membelah seperti sel kanker," kata Achmad Hussein Kartamihardja di Bandung, seperti dilansir Antara, Kamis, 9 Oktober 2025.
Efek deterministik seperti luka bakar pada kulit bisa muncul dalam waktu singkat. Namun efek stokastik yang bekerja diam-diam dalam jangka panjang lebih dikhawatirkan. Cesium-137 meniru karakteristik kalium sehingga dapat masuk ke dalam sel tubuh. Zat ini bisa menyebar ke sumsum tulang dan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Paparan Cesium-137 dapat menurunkan jumlah sel darah putih dan trombosit. Dalam jangka panjang, zat ini memicu kanker darah dan gangguan kesehatan serius. Jika menyebar ke saluran pencernaan, Cesium-137 menyebabkan mual, muntah, diare, dan dehidrasi. Gejala ini merupakan respons tubuh terhadap paparan radioaktif.
"Kalau sudah sampai ke otak, gejalanya bisa sangat berat: kejang-kejang, disorientasi, hingga koma dan kematian dalam hitungan jam atau hari," ujarnya.
Cesium-137 memiliki waktu paruh sekitar 30 tahun sehingga bisa bertahan sangat lama di dalam tubuh. Pemeriksaan mendalam diperlukan untuk mengetahui dampak terhadap darah dan sistem reproduksi.
"Mereka yang terpapar tentu diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui dampak terhadap darah dan sistem reproduksi. Tapi yang pasti, meskipun terpapar, mereka tidak akan menularkan ke orang lain," ucapnya.
Sebanyak sembilan orang dinyatakan positif terpapar radioaktif Cesium-137 di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten. Mereka langsung dirawat dan diberikan obat dekontaminasi Prussian Blue.
Pemeriksaan intensif dilakukan menyusul temuan kontaminasi Cs-137 dari pabrik peleburan besi bekas. Investigasi bermula dari laporan radioaktif pada produk udang beku ekspor yang dicegat di Amerika Serikat pada Maret 2025.
Paparan radioaktif di gudang pengemasan udang diduga berasal dari debu udara yang tertiup angin dari pabrik peleburan besi. Meski kontaminasi pada udang di bawah ambang batas aman, risiko terhadap warga ditangani serius.
Pemeriksaan terhadap pasien dilakukan tenaga medis dengan perlindungan khusus termasuk pakaian pelindung dari timbal. Perlindungan ini diperlukan untuk menghalau paparan sinar gamma dari Cs-137 yang memiliki daya tembus tinggi.
Kasus ini memunculkan kekhawatiran serius terhadap sistem pengawasan limbah industri berbahaya. Publik mendesak pemerintah melakukan investigasi menyeluruh terhadap pabrik peleburan besi.
Pemerintah diminta memastikan tidak ada lagi kebocoran radioaktif yang membahayakan kesehatan masyarakat. Pengawasan ketat diperlukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.