Putri Purnama Sari • 14 October 2025 17:42
Jakarta: Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Momen bersejarah ini menjadi simbol persatuan pemuda Indonesia yang bertekad untuk bersatu dalam satu Tanah Air, satu bangsa, dan satu bahasa.
Namun, tahukah kamu, siapa yang menulis Sumpah Pemuda dan bagaimana sejarah lahirnya peristiwa besar ini? Berikut adalah sejarah lengkap siapa penulis teks Sumpah Pemuda, kapan peristiwa ini terjadi, serta makna pentingnya bagi bangsa Indonesia.
Sejarah Singkat Sumpah Pemuda
Peristiwa Sumpah Pemuda terjadi pada 28 Oktober 1928, dalam Kongres Pemuda II yang diselenggarakan di Batavia (sekarang Jakarta).
Dilansir dari laman
Museum Sumpah Pemuda, terdapat tiga kali rapat dalam Kongres Pemuda II. Rapat pertama yang dilaksanakan Sabtu, 27 Oktober 1928, digelar di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng, Jakarta. Kemudian, rapat kedua digelar Minggu, 28 Oktober di Gedung Oost-Java Bioscoop.
Kongres ini dihadiri oleh berbagai organisasi pemuda dari berbagai daerah, seperti:
- Jong Java
- Jong Sumatranen Bond
- Jong Celebes
- Jong Batak
- Jong Islamieten Bond
- Jong Ambon
- Jong Indonesia (Pemuda Indonesia) dan organisasi pemuda lainnya.
Tujuan utama kongres ini adalah menyatukan semangat pemuda dari berbagai daerah di Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan secara bersama-sama.
Sumpah Pemuda Ditulis oleh Siapa?
Teks Sumpah Pemuda disusun oleh Muhammad Yamin, seorang tokoh muda asal Minangkabau yang dikenal sebagai sastrawan, ahli hukum, dan pejuang pergerakan nasional.
Yamin merupakan peserta aktif dalam Kongres Pemuda II dan berperan besar dalam merumuskan isi teks ikrar yang kemudian dikenal sebagai “Sumpah Pemuda”.
Meski teksnya ditulis oleh Muhammad Yamin, pembacaan Sumpah Pemuda dilakukan oleh Soegondo Djojopoespito, yang saat itu menjabat sebagai ketua kongres. Setelah itu, seluruh peserta kongres berdiri dan menyatakan tekad yang sama dengan penuh semangat.
Isi Teks Sumpah Pemuda
Berikut isi lengkap Sumpah Pemuda yang ditetapkan pada tanggal 28 Oktober 1928:
Pertama:
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua:
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Teks ini pertama kali ditulis dalam ejaan lama (Ejaan Van Ophuijsen), tetapi kini disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia modern agar lebih mudah dipahami.
Semangat Sumpah Pemuda tetap relevan hingga kini, terutama di era digital yang penuh tantangan dan perbedaan. Nilai-nilai persatuan, toleransi, dan cinta tanah air harus terus dijaga oleh generasi muda.