Trump Mengakui Rusia Serang Ukraina, Tapi Salahkan Zelensky dan Biden

Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Anadolu Agency)

Trump Mengakui Rusia Serang Ukraina, Tapi Salahkan Zelensky dan Biden

Willy Haryono • 22 February 2025 09:07

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengakui Rusia sebagai agresor terhadap Ukraina, tetapi menyalahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pendahulunya di Gedung Putih, Joe Biden, karena gagal membuat kesepakatan untuk menahan Vladimir Putin.

Ketika Zelensky dan utusan khusus Trump untuk Ukraina saling memuji setelah pertemuan di Kyiv yang "mengembalikan harapan,” Trump menggandakan kritiknya, dengan mengatakan bahwa ia "sudah muak" dengan Zelensky, dan pemimpin Ukraina itu tidak diperlukan di meja perundingan.

"Saya telah mengamati orang ini selama bertahun-tahun. Saya telah mengamatinya bernegosiasi tanpa kartu, ia tidak punya kartu, dan Anda akan merasa muak. Dan saya sudah muak," kata Trump kepada Fox News Radio.

"Kemudian ia mengeluh bahwa ia tidak diundang ke pertemuan. Yah, ia telah menghadiri pertemuan selama tiga tahun dan tidak ada yang dilakukan. Jadi sejujurnya, menurut saya tidak penting baginya untuk hadir dalam pertemuan,” sambung dia, melansir dari laman The Age, Sabtu, 22 Februari 2025.

Trump merujuk pada pembicaraan antara AS dan Rusia di Arab Saudi pekan lalu, yang tidak melibatkan Ukraina dan negara-negara Eropa.

Ketika ditanya apakah ia mengakui Rusia sebagai agresor terhadap Ukraina, Trump mengabaikan pertanyaan itu beberapa kali, sebelum akhirnya mengakui bahwa Rusia memang melancarkan serangan, tetapi menyalahkan Zelensky dan Biden yang “sangat bodoh.”

“Biden mengatakan hal yang salah, Zelensky mengatakan hal yang salah, mereka diserang oleh seseorang yang jauh lebih besar dan lebih kuat, yang itu merupakan hal buruk. Tetapi Rusia dapat dibujuk untuk tidak melakukannya dengan mudah. ??Perang seharusnya tidak pernah terjadi,” tutur Trump.

“Rusia menyerang, tetapi mereka seharusnya tidak membiarkan mereka menyerang, karena mereka tidak akan menyerang jika Anda memiliki orang-orang yang tahu apa yang mereka lakukan. Saya tidak mencoba membuat Putin terlihat lebih baik, saya hanya memberi tahu Anda fakta bahwa perang seharusnya tidak pernah terjadi,” ungkap dia.

Perjanjian AS-Ukraina

Trump melanjutkan dengan mengatakan Putin ingin membuat kesepakatan, "dan dia tidak harus membuat kesepakatan karena jika dia mau, dia akan merebut seluruh negara."

Ia mengungkapkan rasa frustrasinya dengan Zelensky, tepat saat utusannya untuk Ukraina, Keith Kellogg, muncul dari apa yang dia gambarkan sebagai "diskusi luas dan positif" dengan Zelensky dan pejabat Ukraina di Kyiv.

Kellogg berbeda pendapat dengan Trump dan memuji Zelensky sebagai "pemimpin pejuang dan berani dari sebuah negara yang sedang berperang.” Sementara Zelensky menyebut pertemuan itu sebagai "pertemuan yang memulihkan harapan."

Zelensky kemudian mengonfirmasi bahwa pejabat AS dan Ukraina sedang mengerjakan sebuah perjanjian - yang melibatkan AS dalam mengakses mineral tanah jarang Ukraina dengan imbalan bantuan militer dan keuangan.

"Ini adalah perjanjian yang dapat memperkuat negara kita, dan kuncinya adalah mengerjakan detailnya untuk memastikan efektivitasnya," sebut Zelensky, dalam sebuah pesan video.

Secara terpisah, The Wall Street Journal melaporkan bahwa AS dan Ukraina sudah hampir menyetujui persyaratan atas perjanjian tersebut.

Baca juga:  Trump Sebut Presiden Ukraina Zelensky sebagai Diktator

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)