Jika Pilkada Jakarta Digelar 2 Putaran, Angka Golput Berpotensi Semakin Tinggi

Ilustrasi. Foto: Dok Medcom.id

Jika Pilkada Jakarta Digelar 2 Putaran, Angka Golput Berpotensi Semakin Tinggi

Devi Harahap • 4 December 2024 18:58

Jakarta: Direktur Utama Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network DJA, Adjie Alfaraby mengatakan jika Pilkada Jakarta berlangsung dua putaran, angka golongan putih (golput) diprediksi akan semakin meningkat melebihi 46,91 persen. Menurut Adjie, sentimen negatif pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono dan nomor urut 2 Pramono Anung-Rano Karno sama-sama kuat

“Jika Pilkada Jakarta diasumsikan dua putaran, kami menduga tingkat Golput bisa lebih tinggi dari putaran pertama. Hal itu disebabkan pada putaran pertama, pemilih masih punya calon ketiga Dhama-Kun sebagai alternatif, karena dua kandidat lainnya dinilai memiliki sentimen negatif,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 4 Desember 2024. 

Adjie menilai, jika kedua paslon yang kembali bertanding tidak mampu menarik simpati dan menghilangkan stigma negatif di masyarakat, mereka yang golput pada putaran pertama tak akan kembali memilih ditambah pemilih paslon nomor urut 2 Dhama-Kun berpotensi menjadi angka golput baru. 

“Kalau kemudian sentimen negatif kedua calon ini semakin kuat atau banyak, dan serangan negatif antara kedua paslon di putaran kedua makin kencang, maka kecenderungan golput itu biasanya akan lebih tinggi, terlebih lagi karena tidak ada calon alternatif yang ketiga,” ungkapnya.
 

Baca juga: 

Pilkada Ulang Disepakati 27 Agustus 2025



Merujuk pada hasil hitung cepat LSI, pasangan Dharma-Kun memperoleh suara hingga 10,60 persen yang menurutnya meningkat tajam dari hasil survei. Melihat tren tersebut, Adjie menilai banyak warga Jakarta yang bingung dan pesimis terhadap Pilkada namun ingin tetap menggunakan suaranya.  

“Padahal dari survei awal, suara Dharma-Kun ini 4,3 persen. Kami melihat kenaikn suara ini sebagai akibat dari para pemilih yang datang ke TPS tapi tidak punya pilihan, tapi enggan memilih Ridwan Kamil ataupun Pramono. Jadi saat putaran kedua hanya tersisa dua calon, bisa jadi pemilih Dharma-Kun itu tidak datang ke TPS sehingga berdampak pada semakin tingginya angka golput,” tuturnya.

Untuk mengantisipasi angka golput yang berpotensi semakin tinggi jika Pilkada Jakarta dilaksanakan dua putaran, Adjie menyarankan agar para paslon harus mampu beradu gagasan dan diharapkan dapat melepaskan diri dari pengaruh endorsement para elit politik. 

Pada kesempatan yang sama, LSI memaparkan hasil perhitungan cepat atau Quick Count akhir Pilkada Jakarta 2024 dengan persentase suara masuk 100 persen. Khusus untuk Jakarta, dengan mekanisme 50 persen plus satu maka belum bisa menentukan Pilgub Jakarta satu atau dua putaran, karena ada margin of eror lebih kurang satu persen. 

LSI mencatat dengan partisipasi pemilih Jakarta sebesar 49,98 persen. Adapun hasil hitung cepat menunjukkan raihan suara untuk pasangan nomor urut 3 Pramono-Rano (49,98 persen), Ridwan Kamil-Suswono (39,42 persen), dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto (10,60 persen). 

“Versi quick count belum bisa menentukan atau memutuskan secara meyakinkan bahwa Pilkada DKI akan terjadi dalam satu putaran atau dua putaran, jadi yang kita akan menunggu hasil rekapitulasi resmi KPU pada 16 Desember,” tuturnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)