Expedia Pangkas 1.500 Posisi Secara Global

PHK. Foto: Unsplash.

Expedia Pangkas 1.500 Posisi Secara Global

Arif Wicaksono • 27 February 2024 18:10

New York: Platform perjalanan online Expedia mengatakan akan memangkas sekitar 1.500 pekerjaan secara global, atau sekitar sembilan persen dari total tenaga kerjanya. Restrukturisasi ini dilakukan setelah Expedia memperingatkan awal bulan ini pendapatan akan berkurang pada 2024 karena harga tiket pesawat turun.
 

baca juga: 

FWD Group PHK 50 Karyawan


“Bisnis terus mengevaluasi alokasi sumber daya yang tepat untuk memastikan pekerjaan yang paling penting terus diprioritaskan,” kata Expedia, dilansir Channel News Asia, Selasa, 27 Februari 2024.

Perusahaan perjalanan mengurangi ekspektasi untuk 2024. Hal ini menjadi sebuah tanda permintaan diperkirakan akan tumbuh lebih lambat tahun ini. Pekan lalu, Booking Holdings memperkirakan pertumbuhan pemesanan kuartal pertama dan setahun penuh lebih lambat karena permintaan perjalanan di AS menjadi normal.

Total biaya sebelum pajak dan pengeluaran tunai yang terkait dengan tindakan restrukturisasi diperkirakan antara USD80 juta dan USD100 juta. Saham perusahaan naik sedikit dalam perdagangan aftermarket.

Tren PHK global

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kekhawatiran tentang stagnasi produktivitas, memperburuk kesenjangan dan inflasi sehingga mendorong pengangguran global pada 2024.

Badan tenaga kerja PBB (ILO) mengatakan pemulihan ekonomi dari pandemi covid-19 telah lambat, dengan ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung dan inflasi yang terus-menerus memicu tindakan agresif bank sentral.

Tingkat pengangguran global pada 2022 mencapai 5,3 persen dan mengalami sedikit perbaikan pada tahun lalu menjadi 5,1 persen. Namun, pada 2024 diperkirakan akan ada tambahan dua juta pekerja yang mencari pekerjaan, sehingga meningkatkan tingkat pengangguran global menjadi 5,2 persen.

Laporan tersebut menemukan hanya Tiongkok, Rusia, dan Meksiko yang menikmati pertumbuhan upah riil yang positif pada 2023. Upah riil turun di negara-negara G20 lainnya, dengan Brasil (6,9 persen), Italia (lima persen), dan Indonesia (3,5 persen) mengalami penurunan paling tajam.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)