Jakarta: Pemilihan Paus adalah momen penting dalam kehidupan Gereja Katolik. Proses ini disebut konklaf, yang berasal dari kata Latin cum clave artinya “dengan kunci”, karena para kardinal secara harfiah “dikunci” dari dunia luar untuk memilih pengganti Paus.
Proses konklaf sangat sakral, penuh simbol, dan dijalankan dengan aturan ketat yang telah diwariskan sejak ratusan tahun silam. Saat konklaf, para kardinal dapat berdiskusi dan memilih secara bebas, tanpa campur tangan dari luar.
Konklaf untuk memilih Paus baru akan dimulai pada Rabu, 7 Mei 2025, di Kapel Sistina, Vatikan. Konklaf ini diadakan menyusul wafatnya
Paus Fransiskus pada 21 April 2025 dalam usia 88 tahun.
Lantas, bagaimana tahapan saat konklaf? Berikut informasi lengkapnya.
Tahapan Konklaf
1. Pemanggilan Para Kardinal
Setelah Paus wafat atau mengundurkan diri, para kardinal pemilih (berusia di bawah 80 tahun) dari seluruh dunia dipanggil ke Vatikan. Jumlah mereka biasanya sekitar 120 orang.
2. Masa Persiapan (General Congregations)
Sebelum konklaf dimulai, para kardinal menggelar beberapa pertemuan untuk membahas situasi Gereja dan kriteria Paus baru yang dibutuhkan. Mereka juga menjalani retret dan misa, sebagai bentuk persiapan rohani.
3. Masuk ke Kapel Sistina
Para kardinal kemudian memasuki Kapel Sistina diiringi nyanyian Veni Creator Spiritus, mereka memohon bimbingan Roh Kudus sebelum proses dimulai. Setelah semua masuk, pintu kapel ditutup, dan diumumkan secara resmi: "Extra omnes!" (semua yang bukan kardinal keluar). Di titik ini, area konklaf dikunci, tidak ada kontak dengan dunia luar.
4. Sumpah Kerahasiaan
Sebelum pemungutan suara, semua peserta konklaf mengucapkan sumpah untuk merahasiakan seluruh proses dan tidak akan membocorkan hasil atau diskusi kepada siapa pun.
5. Pemungutan Suara (Scrutinium)
Setiap hari dilakukan empat kali pemungutan suara (dua pagi, dua sore). Kardinal menuliskan nama calon pilihan, lalu memasukkan surat suara ke dalam wadah khusus di altar. Pemungutan akan terus berlangsung hingga terpilih satu kandidat yang memperoleh dua pertiga suara dari jumlah kardinal yang hadir.
Mekanisme Pemungutan Suara:
- Kardinal menulis nama kandidat di kertas suara.
- Melipatnya dan meletakkannya di wadah khusus di altar.
- Setelah dihitung dan diverifikasi, suara dibakar.
- Jika belum ada Paus terpilih, asap hitam (fumata nera) akan keluar dari cerobong Kapel Sistina.
- Jika sudah terpilih, asap putih (fumata bianca) mengepul sebagai tanda terpilihnya Paus baru.
6. Terpilihnya Paus Baru
Jika ada satu nama yang mendapat dua pertiga suara, maka:
Kardinal yang memimpin konklaf akan bertanya kepada kandidat,
“Apakah engkau menerima pemilihanmu sebagai Paus?”
Jika ia menjawab “ya”, maka ia akan ditanya:
“Dengan nama apa engkau akan dikenal?”
Setelah itu, pakaian Paus (tiga ukuran disiapkan) akan dipakaikan dan Paus baru akan berdoa di Kapel Paulus sebelum tampil di balkon Basilika Santo Petrus.
7. Habemus Papam: “Kita Punya Paus”
Ketika semua siap, seorang kardinal senior akan mengumumkan kepada dunia:
“Habemus Papam!”
(Kita punya Paus!)
Paus baru lalu tampil di hadapan umat di Lapangan Santo Petrus, memberikan berkat apostolik pertama sebagai pemimpin Gereja Katolik seluruh dunia.