Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan dalam salah satu serangan udara Israel. Foto: Anadolu
Teheran: Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan dalam salah satu serangan udara Israel yang menghantam fasilitas bawah tanah rahasia di Teheran bulan lalu. Hal ini diungkapkan oleh kantor berita Fars yang dekat dengan Garda Revolusi Iran, meskipun laporan tersebut belum dapat diverifikasi secara independen dan belum dikomentari secara resmi oleh Israel.
“Enam bom diarahkan ke seluruh akses masuk dan keluar fasilitas bawah tanah tempat Presiden Pezeshkian tengah mengikuti rapat darurat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran,” sebut laporan Fars, yang dikutip BBC, Senin 14 Juli 2025.
“Serangan juga memutus sistem ventilasi dan pasokan listrik fasilitas tersebut,” imbuh laporan tersebut.
Pezeshkian dilaporkan mengalami cedera di bagian kaki saat berupaya melarikan diri bersama pejabat lainnya melalui jalur darurat. Meski fasilitas tersebut sempat terisolasi, presiden berhasil mencapai tempat aman.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa serangan pada hari keempat perang 12 hari antara Iran dan Israel ternyata menargetkan fasilitas yang menjadi pusat pengambilan keputusan strategis tingkat tertinggi, di mana sejumlah pemimpin senior Iran sedang berkumpul.
Dalam beberapa video yang beredar di media sosial selama konflik, terlihat serangan udara intensif terhadap lereng gunung di kawasan barat laut Teheran. Baru kini diketahui bahwa wilayah itu merupakan lokasi fasilitas bawah tanah rahasia yang menjadi pusat komando darurat.
Israel sebelumnya mengakui bahwa salah satu target utama dalam serangan tersebut adalah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, meski keberadaannya tidak terlacak setelah dipindahkan ke lokasi rahasia yang nyaris sepenuhnya terputus dari dunia luar.
Keterkejutan Iran atas serangan tersebut juga diakui oleh para pejabatnya. Mereka menyebut adanya kelumpuhan dalam proses pengambilan keputusan selama 24 jam pertama usai serangan, yang menewaskan sejumlah besar komandan senior Garda Revolusi dan militer Iran.
Hingga kini, Iran masih menyelidiki kemungkinan adanya infiltrasi agen Israel yang memungkinkan koordinasi serangan seakurat itu terhadap lokasi-lokasi rahasia dan sangat terlindungi.
Konflik memuncak sejak 13 Juni lalu ketika Israel melancarkan serangan mendadak terhadap situs nuklir dan militer di Iran, dengan dalih mencegah upaya Teheran mengembangkan senjata nuklir. Iran membalas dengan serangan udara terhadap Israel, namun bersikeras bahwa program nuklirnya semata untuk tujuan damai.
Dalam perkembangan lain, pada 22 Juni, Amerika Serikat juga melancarkan serangan udara dan rudal terhadap tiga fasilitas nuklir Iran. Presiden AS Donald Trump menyebut situs-situs tersebut telah “dilenyapkan”, meski sejumlah lembaga intelijen AS menyatakan penilaian yang lebih hati-hati sambil menunggu hasil penilaian kerusakan penuh atau
Battle Damage Assessment.
(Muhammad Reyhansyah)