Sri Mulyani Girang Fitch Nilai Stabilitas Ekonomi RI Terjaga Baik

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Dokumen Kemenkeu

Sri Mulyani Girang Fitch Nilai Stabilitas Ekonomi RI Terjaga Baik

M Ilham Ramadhan Avisena • 12 March 2025 15:12

Jakarta: Indonesia berhasil mempertahankan peringkat kredit ‘BBB’ dengan outlook stabil berdasarkan hasil asesmen Fitch Ratings yang telah dilaksanakan pada awal Februari lalu. Stabilitas ekonomi dan terjaganya rasio utang pemerintah menjadi poin kekuatan Indonesia pada asesmen tersebut.

Pemerintah menyambut baik hasil afirmasi peringkat kredit dimaksud dan terus menjaga disiplin fiskal. Meskipun defisit fiskal diproyeksikan sedikit meningkat ke 2,5 persen dari PDB pada tahun ini, Fitch menganggap bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk meningkatkan mobilisasi pendapatan sekaligus melaksanakan efisiensi pengeluaran.

Kebijakan ini berkontribusi pada stabilitas rasio utang pemerintah, yang diperkirakan akan menurun secara moderat menjadi 39,1 persen dari PDB pada 2028, yang menunjukkan konsistensi pengelolaan utang secara hati-hati.

"Keputusan untuk mempertahankan outlook stabil mencerminkan keyakinan Fitch Indonesia diprediksi tetap mampu menjaga stabilitas makroekonomi dengan memelihara prospek pertumbuhan ekonominya. Selain itu, afirmasi peringkat oleh Fitch ini juga menjadi bukti konkret kebijakan di Indonesia terus terjaga dengan baik," jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dikutip dari siaran pers, Rabu, 12 Maret 2025.

Selanjutnya, Fitch menilai prospek pertumbuhan Indonesia dalam jangka menengah masih tinggi, didukung oleh stabilitas ekonomi dan permintaan domestik yang masih baik. Meski terdapat tantangan untuk mengoptimalkan pendapatan negara, Indonesia dinilai terus menunjukkan ketahanan dan komitmennya dalam memperkuat perekonomian domestik.

Lembaga rating yang berbasis di New York dan London itu memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) riil Indonesia akan tumbuh 5,0 persen pada 2025, didukung oleh konsumsi domestik yang kuat, termasuk belanja pemerintah untuk bantuan sosial dan infrastruktur, investasi swasta yang terus tumbuh, dan hilirisasi berkelanjutan.
 

Baca juga: 

Tantangan Fiskal Jadi Sorotan Meski Prospek Ekonomi RI Cerah



(Ilustrasi ekonomi Indonesia. MI/Andri Widiyanto)

Tantangan ekonomi di 2026

Di sisi lain, Indonesia diperkirakan akan menghadapi tantangan pertumbuhan pada 2026 sebagai akibat dinamika eksternal yang terjadi, seperti penurunan permintaan impor dari Tiongkok dan kebijakan tarif tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat.

Selain itu, inovasi dalam pembiayaan pembangunan terus dilakukan, salah satunya melalui pembentukan Dana Kekayaan Negara (Sovereign Wealth Fund) Danantara. Inisiatif ini bertujuan untuk membiayai berbagai proyek nasional, menunjukkan komitmen pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan dan peningkatan investasi strategis.

Fitch berpendapat, selain mengupayakan pencapaian tujuan baik Danantara, pemerintah juga perlu mencermati potensi risiko kewajiban kontijensi yang mungkin timbul. Lembaga itu juga menilai terdapat potensi peningkatan peringkat kredit Indonesia di masa depan apabila pemerintah dapat meningkatkan rasio pendapatan secara signifikan serta jika kerentanan eksternal dapat dikurangi.

"Pemerintah bersama Bank Indonesia senantiasa memperhatikan berbagai dinamika dan risiko global yang terjadi, sekaligus terus berupaya dalam menjaga daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi, menjaga nilai tukar rupiah serta mempertahankan momentum pemulihan ekonomi," ungkap Sri Mulyani.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)