Aremania Curva10sud menggelar aksi teatrikal di depan Mapolres Malang, Rabu sore, 1 Oktober 2025/Dok. Polres Malang.
Daviq Umar Al Faruq • 2 October 2025 11:47
Malang: Puluhan suporter Arema FC yang tergabung dalam komunitas Curva10sud menggelar aksi teatrikal di depan Mapolres Malang. Aksi ini digelar untuk memperingati tiga tahun Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022.
Sekitar 35 suporter berjalan kaki dari kawasan pertokoan Jalan Ahmad Yani, Kepanjen, menuju Mapolres Malang. Sesampainya di depan pintu masuk, mereka menggelar aksi teatrikal dengan berbagai simbol peringatan.
Massa aksi menghadirkan orang-orangan sawah sebagai bagian dari teatrikal. Mereka juga membacakan orasi dan menyalakan flare berwarna merah sebagai bentuk protes simbolik. Dalam orasinya, salah satu koordinator aksi menekankan pentingnya menjaga ingatan kolektif atas tragedi tersebut. Tragedi Kanjuruhan merenggut ratusan nyawa suporter dalam peristiwa kelam sepak bola Indonesia.
Massa juga membentangkan berbagai atribut seperti bendera dan payung hitam. Selebaran berisi doa dan pesan peringatan turut dibagikan kepada pengguna jalan. Meski menggunakan simbol-simbol yang keras, aksi berlangsung aman dan tertib. Polres Malang menurunkan personel gabungan untuk mengawal seluruh rangkaian kegiatan.
Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, memastikan aksi berjalan kondusif dari awal hingga akhir. "Polres Malang melakukan pengamanan terbuka maupun tertutup agar jalannya penyampaian pendapat berlangsung kondusif," ujar Bambang pada Kamis, 2 Oktober 2025.
Ia menegaskan kepolisian mengedepankan pendekatan humanis dalam mengawal aksi. Prinsip dialog dan komunikasi menjadi pilihan utama daripada tindakan represif. "Kami menghormati kebebasan menyampaikan pendapat sesuai aturan yang berlaku. Namun, kami juga tetap meningkatkan pengamanan agar pengguna jalan lain tidak terganggu dengan kemacetan," tegas Bambang.
Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 menjadi salah satu bencana kemanusiaan terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia. Lebih dari 130 orang meninggal dunia akibat kericuhan dan penggunaan gas air mata.
Peristiwa tragis ini terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang. Hingga kini, keluarga korban masih menuntut keadilan atas tragedi tersebut. Peringatan tahunan terus digelar sebagai bentuk solidaritas dan pengingat bagi semua pihak. Masyarakat berharap peristiwa serupa tidak terulang kembali di masa depan.
Aksi teatrikal ini menjadi bentuk ekspresi duka dan protes terhadap tragedi yang mencoreng dunia sepak bola Indonesia. Para suporter ingin memastikan bahwa korban Kanjuruhan tidak terlupakan begitu saja.