Konferensi AFPC 2025 di Jakarta: Rakyat jadi Penggerak Masa Depan ASEAN

AFPC 2025 menjadi ruang baru bagi masyarakat untuk berbicara tentang masa depan ASEAN dari perspektif rakyat, bukan sekadar kebijakan negara (Foto:Dok)

Konferensi AFPC 2025 di Jakarta: Rakyat jadi Penggerak Masa Depan ASEAN

Rosa Anggreati • 8 October 2025 12:41

Jakarta: Suasana penuh semangat memenuhi aula konferensi di Jakarta pada awal Oktober 2025. Di tengah percakapan yang riuh dalam berbagai bahasa Asia Tenggara tak ada protokol kaku, tak ada barisan pejabat di kursi depan. Yang menonjol justru keragaman wajah dan suara rakyat, para aktivis, akademisi, jurnalis, hingga wirausahawan muda. Mereka datang membawa satu semangat, menjadikan ASEAN benar-benar milik rakyat.

Itulah atmosfer ASEAN for the Peoples Conference (AFPC) 2025, konferensi independen terbesar bagi organisasi masyarakat sipil se-Asia Tenggara yang digagas oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI). Selama dua hari penyelenggaraaan, 4-5 Oktober 2025, konferensi ini berhasil mempertemukan 116 organisasi masyarakat sipil, 100 pembicara, dan lebih dari 6.000 peserta publik dari berbagai negara ASEAN.

Mengusung tema “Harnessing Southeast Asia’s Greatest Resource” atau “Mengoptimalkan Sumber Daya Terbesar Asia Tenggara,” AFPC 2025 menjadi ruang baru bagi masyarakat untuk berbicara tentang masa depan ASEAN dari perspektif rakyat, bukan sekadar kebijakan negara.

Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal ASEAN H.E. Kao Kim Hourn menegaskan bahwa masa depan ASEAN tidak dapat dibangun tanpa melibatkan masyarakat sipil.
 


“Konferensi ini tidak hanya tepat waktu, tetapi juga sangat penting dan relevan. Merupakan kehormatan berada di tengah para pemimpin dan perwakilan masyarakat sipil dari seluruh kawasan, karena suara, gagasan, aspirasi, dan kritikmu membuat ASEAN menjadi nyata,” ujarnya.

Kao Kim Hourn menekankan bahwa rakyat bukanlah penerima pasif dari hasil kerja ASEAN, melainkan peserta aktif dan mitra dalam perjalanan menuju ASEAN 2045.

“Mulai dari petani dan nelayan, hingga aktivis iklim, akademisi, dan kaum muda, semua suara rakyat berkontribusi dan menuntun kita menuju ASEAN yang inklusif,” kata Kao Kim Hourn.

Sementara itu, pendiri sekaligus Ketua FPCI, Dr. Dino Patti Djalal, tampil dengan energi yang khas. Dalam nada optimistis, ia menyebutkan AFPC sebagai konferensi yang “benar-benar berbeda” dari forum-forum ASEAN sebelumnya.

“Bintang tamu dari acara ini bukanlah pejabat, menteri, atau diplomat. Bintang dari konferensi ini adalah rakyat,” ujar Dino Patti Djalal, disambut tepuk tangan peserta.

Bagi Dino Patti Djalal, inilah momen ketika rakyat ASEAN tidak lagi sekadar menjadi penonton dari kebijakan besar kawasan. Melainkan menjadi bagian dalam prosesnya.

“Merayakan rakyat ASEAN bukan hanya tentang keberagaman, tetapi juga kreativitas dan konektivitas. Rakyat adalah sumber daya terbesar ASEAN,” ucap Dino Patti Djalal.

Walau begitu, Dino Patti Djalal tak menutup mata dari tantangan besar membangun kepercayaan masyarakat terhadap ASEAN.

“Membangun komunitas yang benar-benar berpusat pada rakyat jauh lebih kompleks dari yang kita bayangkan. Diperlukan kemauan politik, strategi, dan konsistensi,” kata Dino Patti Djalal.


Tiga Aspirasi untuk Masa Depan


Dalam pemaparannya, Dino Patti Djalal merinci tiga gagasan besar yang ingin diwujudkan melalui AFPC 2025.

Pertama, menjadikan organisasi masyarakat sipil sebagai penggerak independen komunitas ASEAN, bukan hanya pelengkap kebijakan pemerintah.

Kedua, membangun basis data besar dan independen bagi CSO se-ASEAN agar dapat saling terhubung dan bekerja sama secara efektif. Ketiga, menggagas “ASEAN Week” yang sepenuhnya digerakkan oleh rakyat di setiap lokasi KTT ASEAN setiap tahun.

“Jangan katakan hal ini tidak mungkin. Seperti yang Anda lihat, semua ini dilakukan oleh rakyat dengan upaya mereka sendiri,” kata Dino Patti Djalal.
   

Dihadiri Tokoh dari Berbagai Negara


AFPC 2025 menghadirkan sejumlah tokoh penting. Mereka adalah:
  • H.E. Sihasak Phuangketkeow – Menteri Luar Negeri Thailand
  • H.E. José Ramos-Horta – Presiden Timor-Leste
  • Anies Baswedan – Gubernur DKI Jakarta (2017–2022), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2014–2016)
  • Dr. R. M. Marty M. Natalegawa – Menteri Luar Negeri Indonesia (2009–2014)
  • Franz Magnis Suseno – Guru Besar STF Driyarkara
  • Yenny Wahid – Direktur Wahid Foundation
  • Sandiaga Uno – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2020–2024)
  • Pita Limjaroenrat – Harvard Kennedy School Fellow
  • Dan berbagai figur lain dari dunia akademik, jurnalisme, wirausaha, dan masyarakat sipil
Para pembicara berbagi pandangan tentang tantangan kawasan — mulai dari geopolitik, pendidikan, ekonomi kreatif, hingga isu perubahan iklim. Salah satu sesi yang paling ramai diikuti adalah “How to Make AI Work for the Betterment of Our Society" yang membahas bagaimana teknologi dapat memperkuat kesejahteraan sosial tanpa meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan.

Tema lain yang juga mencuri perhatian adalah “ASEAN Identity: Ideas to Spread the ASEAN Vibe to the Grassroots.” Tema ini menyoroti pentingnya rasa memiliki terhadap ASEAN di kalangan masyarakat biasa, bukan hanya di ruang diplomatik.


Lebih dari Sekadar Konferensi


Bagi banyak peserta, AFPC 2025 bukan sekadar konferensi, melainkan gerakan. Selama dua hari, diskusi dan pertukaran ide yang hangat menunjukkan bahwa masyarakat Asia Tenggara memiliki energi besar untuk berkolaborasi, jika diberi ruang dan kesempatan.

Sejak berdiri pada 2014, FPCI telah tumbuh menjadi komunitas hubungan internasional terbesar di kawasan Indo-Pasifik dengan lebih dari 100 ribu anggota. Melalui AFPC, FPCI berharap semangat “rakyat untuk rakyat” dapat menjadi fondasi baru ASEAN di masa depan.

Konferensi ini memang telah usai, namun gema pesannya masih terasa, bahwa kekuatan terbesar Asia Tenggara bukan pada pejabat, institusi, atau perjanjian, melainkan kepada rakyat. Mereka yang menyalakan semangat konektivitas, kreativitas, dan kepedulian lintas batas.

"ASEAN akan menjadi nyata ketika rakyatnya merasa menjadi bagian darinya. Dan hari ini, kita sudah memulainya,” kata Dino Patti Djalal menutup konferensi. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Rosa Anggreati)