Dewan Keamanan PBB dalam sebuah pertemuan. Foto: Anadolu
Jakarta: Indonesia menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dalam mengesahkan rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza dan kelancaran penyaluran bantuan kemanusiaan.
“Indonesia menekankan pentingnya aksi bersama komunitas internasional untuk menegakkan Hukum Humaniter internasional dan pelindungan rakyat sipil, khususnya perempuan dan anak-anak, di Gaza,” pernyataan Kementerian Luar Negeri RI, dikutip dari akun X, Kamis 5 Juni 2025.
“Indonesia menyerukan kepada komunitas internasional, khususnya Anggota Tetap DK PBB, untuk memenuhi tanggung jawab moral dan politiknya untuk menghentikan pelanggaran yang terus dilakukan Israel dan mewujudkan perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Gaza dan seluruh Wilayah Pendudukan Palestina,” imbuh pernyataan itu.
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) memberikan satu-satunya suara yang menentang resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menuntut "gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen" di Gaza. AS menghalangi resolusi tersebut di daerah yang dilanda krisis kemanusiaan semakin dalam di daerah kantong yang dilanda perang tersebut.
Rancangan resolusi tersebut, yang juga menyerukan akses bantuan kemanusiaan tanpa batas di Gaza, mendapat dukungan dari 14 anggota dewan lainnya, sebuah pertunjukan konsensus global yang mencolok. Namun AS, dengan menggunakan hak vetonya, menghentikan pengesahannya.
"Amerika Serikat telah menegaskan: Kami tidak akan mendukung tindakan apa pun yang gagal mengutuk Hamas dan tidak menyerukan Hamas untuk melucuti senjata dan meninggalkan Gaza," kata Penjabat Duta Besar AS untuk PBB Dorothy Shea kepada dewan sebelum pemungutan suara.
AS beralasan bahwa hal itu juga akan merusak upaya yang dipimpin mereka untuk menengahi gencatan senjata.
Veto tersebut menggarisbawahi dukungan teguh Washington untuk Israel, sekutu terdekatnya dan penerima bantuan militer terbesar di Timur Tengah, bahkan ketika tekanan meningkat secara internasional untuk menghentikan perang.
Pemungutan suara Dewan Keamanan dilakukan saat Israel terus maju dengan serangan di Gaza setelah mengakhiri gencatan senjata dua bulan pada Maret. Otoritas kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan 45 orang pada hari Rabu, sementara Israel mengatakan seorang tentara tewas dalam pertempuran.
Lebih dari 2 juta orang masih terjebak di jalur padat penduduk itu, dengan kelaparan yang mengancam dan persediaan penting yang sangat rendah, meskipun
Israel mencabut blokade selama 11 minggu bulan lalu.
"Kami menginginkan perdamaian, tetapi perdamaian tidak bisa berarti membiarkan Hamas berkumpul kembali dan mempersenjatai diri kembali," kata Shea.
"Resolusi ini tidak memenuhi ambang batas itu,” pungkas Shea.