Menperin Girang Industri Panel Surya Investasi Rp1,5 Triliun di Kendal

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: dok Biro Humas Kemenperin.

Menperin Girang Industri Panel Surya Investasi Rp1,5 Triliun di Kendal

Husen Miftahudin • 21 June 2025 17:35

Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat sektor industri panel surya dalam upaya membangun kemandirian industri energi terbarukan nasional. Keberadaan sektor ini juga mencerminkan keseriusan Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission.

"Di sinilah peran industri panel surya menjadi sangat krusial. Industri panel surya bukan hanya sebagai pemasok teknologi, tetapi juga sebagai katalisator terciptanya ekosistem energi surya nasional yang berdaulat," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita pada Grand Opening Pabrik Panel Surya PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 21 Juni 2025.

Agus memberikan apresiasi atas peresmian pabrik panel surya milik PT TMAI yang menjadi tonggak penting bagi sektor industri dalam negeri melalui produksi panel surya yang berteknologi tinggi. Pembangunan pabrik ini menelan investasi lebih dari Rp1,5 triliun.

"Saya sangat berbahagia karena akhirnya pabrik panel surya terintegrasi PT TMAI akan mulai beroperasi dengan kapasitas 1 GW per tahun. Kami juga sangat mengapresiasi langkah strategis dari PT TMAI memproduksi panel surya dengan teknologi termutakhir i-Topcon dengan efisiensi mencapai 23 persen, yang mampu memproduksi per unit panel surya dengan kapasitas output maksimal 720 Watt-peak," tuturnya.

Memiliki kapasitas 1 GW-peak per tahun, PT TMAI akan memproduksi kira-kira 1,4 juta lembar panel surya per tahun. Artinya, ketergantungan terhadap impor modul dan sel surya dari Tiongkok, Malaysia, atau Vietnam, diharapkan dapat berkurang secara signifikan.

"Dengan adanya investasi yang dilakukan oleh PT TMAI tentu akan mendorong pembentukan ekosistem industri panel surya dalam negeri dengan adanya pengunaan komponen lokal dari industri pendukung, maupun percepatan hilirisasi yang berupa penyerapan produk sel surya dalam negeri hingga nantinya pengembangan produk wafer, ingot, dan smelter polisilikon," imbuh dia.
 

Baca juga: Konflik Iran-Israel Ganggu Rantai Pasok Industri Manufaktur RI


(Ilustrasi. Foto: Medcom.id)
 

Hilirisasi pasir silika


Menperin juga menyoroti pentingnya hilirisasi pasir silika, bahan baku utama panel surya. Indonesia memiliki cadangan pasir silika lebih dari 330 juta ton, dengan potensi mencapai 25 miliar ton tersebar di berbagai daerah.

Nilai tambah pasir silika yang diolah menjadi wafer bisa mencapai 25 kali lipat, sehingga pengembangan rantai pasok industri dari hulu ke hilir menjadi prioritas ke depan.

Oleh karena itu, Kemenperin menyambut baik langkah PT TMAI untuk mencapai target awal Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 41 persen, dan mendorong agar capaian tersebut terus ditingkatkan.

"Kami juga tengah menyiapkan reformasi tata cara penghitungan nilai TKDN, untuk mempercepat proses, mempermudah mekanisme, dan mengurangi beban biaya sertifikasi. Reformasi ini akan membuka ruang lebih luas bagi investasi baru dan usaha dalam negeri," jelasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)