Video Bukti Israel Sengaja Sasar Paramedis di Gaza Muncul

Tangkapan layar detik-detik serangan Israel ke pekerja bantuan di Gaza. (The New York Times)

Video Bukti Israel Sengaja Sasar Paramedis di Gaza Muncul

Riza Aslam Khaeron • 5 April 2025 12:43

Gaza: Video yang ditemukan di ponsel seorang paramedis Palestina mengungkap fakta mengerikan dalam serangan Israel terhadap konvoi ambulans dan truk pemadam kebakaran di Gaza selatan pada 23 Maret 2025.

Rekaman sepanjang tujuh menit tersebut menunjukkan bahwa kendaraan bantuan yang membawa 15 relawan medis, termasuk ambulans yang bertanda jelas dan menyala lampu daruratnya, diberondong tembakan oleh pasukan Israel. Seluruh relawan ditemukan tewas dan dikubur dalam satu kuburan massal beberapa hari kemudian.

Melansir The New York Times (NYT) pada Jumat, 4 April 2025, video itu didapat dari seorang diplomat senior di PBB yang meminta identitasnya dirahasiakan. NYT memverifikasi lokasi dan waktu pengambilan video melalui citra satelit dan analisis lapangan.

Video memperlihatkan konvoi bantuan melaju di jalan utara Rafah sebelum berhenti karena satu ambulans lebih dulu tergelincir ke sisi jalan saat hendak mengevakuasi warga sipil yang terluka.

Saat para relawan keluar dari kendaraan untuk menolong korban, suara tembakan intens terdengar. Kamera terguncang dan layar menjadi gelap, tetapi audio masih merekam selama lima menit penuh suara rentetan senapan. Dalam latar, terdengar suara relawan yang berulang kali melafalkan syahadat dan memohon ampunan kepada Tuhan.

"Maafkan aku, Ibu. Inilah jalan yang kupilih, membantu orang lain. Allahu Akbar," ujar sang paramedis.

Militer Israel sebelumnya membantah menyerang secara acak dan menyatakan bahwa konvoi itu "bergerak mencurigakan tanpa lampu depan atau tanda darurat." Namun dalam video terlihat jelas semua kendaraan menyala lampu darurat dan bertanda Palang Merah Bulan Sabit.
 

Baca Juga:
Cucu Pemimpin Hamas yang Berumur 8 Tahun Tewas dalam Serangan Israel

Letnan Kolonel Nadav Shoshani dari militer Israel menyatakan sembilan dari mereka adalah militan Palestina, klaim yang dibantah tegas oleh Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).

Juru bicara PRCS, Nebal Farsakh, menyebut para korban adalah pekerja kemanusiaan yang tak membawa senjata. Salah satu paramedis yang merekam video ditemukan dengan luka tembak di kepala. Namanya tidak diumumkan karena keluarganya masih berada di Gaza dan khawatir terhadap pembalasan Israel.

Presiden PRCS Dr. Younis Al-Khatib mengatakan dalam konferensi pers di markas PBB bahwa bukti forensik yang mereka kumpulkan menunjukkan tubuh para korban ditembak dari jarak dekat.

"Mereka tahu persis di mana para relawan berada karena mereka yang membunuh mereka," tegas Al-Khatib. "Kami dibuat menunggu delapan hari dalam kegelapan."

Setelah negosiasi selama lima hari, tim pencarian PBB dan PRCS menemukan 15 jenazah terkubur dangkal bersama kendaraan mereka yang hancur, termasuk satu mobil bertanda logo PBB. Dua hari kemudian, citra satelit menunjukkan bahwa kendaraan-kendaraan tersebut telah dikubur. Terlihat pula buldoser militer Israel dan penghalang tanah di sekitar lokasi.

Dr. Ahmad Dhair, dokter forensik yang memeriksa beberapa jenazah, menyatakan empat dari lima korban mengalami luka tembak di kepala, dada, dan persendian. Salah satu paramedis yang selamat sempat ditahan oleh Israel dan memberikan kesaksian bahwa militer menembaki konvoi secara langsung.

Dylan Winder dari Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyebut kejadian ini sebagai serangan paling mematikan terhadap pekerja kemanusiaan mereka sejak 2017. Komisaris Tinggi HAM PBB Volker Türk menyerukan investigasi independen dan menyatakan bahwa insiden ini menambah kekhawatiran akan kemungkinan kejahatan perang oleh militer Israel.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)