Wamentan Ajak Petani Perkuat Penambahan Areal Tanam dan Pompanisasi

Ilustrasi, Presiden Jokowi tinjau program pompanisasi pertanian. Foto: dok BPMI Setpres.

Wamentan Ajak Petani Perkuat Penambahan Areal Tanam dan Pompanisasi

Naufal Zuhdi • 16 August 2024 13:34

Jakarta: Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengajak para petani di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, untuk mengawal jalannya program pemerintah seperti penambahan areal tanam (PAT) melalui pompanisasi. Wamentan berharap Boyolali menjadi lumbung produksi padi tertinggi di Indonesia.
 
"Kiia ke sini meninjau secara langsung kemanfaatan dari program pompanisasi. Dan Alhamdulillah Boyolali capaiannya sudah 77 persen," terang Sudaryono dikutip dari keterangan tertulis yang diterima pada Jumat, 16 Agustus 2024.
 
Wamentan mengatakan target PAT di Jawa Tengah sejauh ini berjalan cukup baik, di mana rata-rata petani di sana melakukan pertanaman lebih dari satu kali dalam setahun. Oleh sebab itu, dirinya ingin program PAT dikawal bersama agar Indonesia mampu mewujudkan swasembada dan lumbung pangan dunia.
 
"Mari kita kawal penambahan areal tanam ini agar yang tadinya tanam satu kali, menjadi dua kali, yang dua menjadi tiga, kita mau dorong sampai dengan awal Agustus, maksimal sampai dengan pertengahan September. Saat ini kita hadirkan air lewat pompanisasi," ujar dia.
 
Sebagai informasi, program PAT di Kabupaten Boyolali memiliki target luasan sebanyak 5.470 hektare. Per hari ini, program PAT telah mencapai 4.222 hektare atau setara dengan 77,19 persen.
 

Baca juga: Optimasi Lahan Tingkatkan Produksi Padi di OKI
 

Bagikan 156 unit pompa

 
Di tempat yang sama, Asisten II Pemkab Boyolali Isnan Adi Asmono mengatakan program pompanisasi sudah berjalan dengan baik, di mana pompa yang dibagikan ke petani sudah mencapai 156 unit.
 
"Pompa yang dibagikan di Boyolali saat ini sudah mencapai 156 unit. Irigasi perpompaan mendapatkan 40 unit bantuan, dan saat ini pelaksanaannya sudah mencapai 60 persen sehingga di puncak kemarau akhir Agustus dan awal September dapat dimitigasi," ungkap dia.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali Joko Suhartono menyatakan wilayahnya masih menjadi salah satu penyumbang produksi terbesar di Jawa Tengah.
 
"Kabupaten Boyolali di tahun lalu berhasil memperoleh surplus 23 ribu ton beras. Petani dan penyuluh bekerja keras, dan dengan adanya program pompanisasi ini insyaallah ada penambahan," jelas Joko.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)