Psikolog Anak dan Remaja Mira Damayanti Amir. Dok. Tangkapan Layar
Imanuel R Matatula • 27 September 2024 19:37
Jakarta: Aksi tawuran di kalangan anak-anak dan remaja semakin ekstrem. Kondisi ini terjadi karena anak-anak dan remaja merupakan individu yang cenderung sedang mencari jati diri.
“Secara psikososial mereka ada kebutuhan untuk membentuk identitas diri. Namun, memang tidak semudah itu seorang remaja dengan mudah mendapatkan,” kata Psikolog Anak dan Remaja, Mira Damayanti Amir, dalam tayangan Metro Tv, Jumat, 27 September 2024.
Di samping itu, ada faktor eksternal yang membuat aksi tawuran semakin meningkat, yakni karena kehidupan sosial yang semakin sulit. Kemudian, kondisi ekonomi dan kondisi sekolah yang seharusnya membuat remaja merasa lebih memiliki makna, tetapi kadang terabaikan.
“Kondisi ekonomi yang kurang tersebut membuat mereka kekurangan akses untuk kegiatan lebih, setelah sekolah saya ngapain? Tidak bisa dipungkiri kita kalau melakukan kegiatan perlu unsur uang atau dana,” tutur Mira.
Kondisi ekonomi yang rendah ini berkaitan dengan kontrol orang tua yang lebih rendah. Sebab, orang tua lebih fokus mencari nafkah ketimbang memperhatikan anaknya.
“(Orang tua) jarang di rumah, sehingga pengawasan terhadap anak menjadi kurang,” ujar dia.
Baca Juga:
Minimnya Kepedulian Masyarakat Dinilai Jadi Faktor Maraknya Tawuran |