Menlu Lebanon Abdalla Bou Habib. (Qatar News Agency)
Marcheilla Ariesta • 19 September 2024 01:39
Beirut: Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib mengatakan, ledakan mematikan ratusan pager itu bisa jadi pertanda konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Menurut Kantor Berita Nasional Lebanon, Abdallah memperingatkan tentang keseriusan insiden itu.
“Karena insiden ini terjadi setelah ancaman Israel untuk memperluas fokus perang dengan Lebanon, yang akan menjerumuskan kawasan kita ke dalam siklus kekerasan yang lebih besar, dan menandakan perang yang lebih luas,” kata Abdallah dilansir dari Al Jazeera, Rabu, 18 September 2024.
Ledakan pager kembali terjadi di Lebanon. Ledakan terakhir terjadi di beberapa wilayah dan menewaskan tiga orang.
Dr Salah Zeineldine, kepala staf medis di Pusat Medis Universitas Amerika Beirut (AUB), mengatakan mayoritas dari mereka yang dirawat di rumah sakit setelah ledakan pager kemarin mengalami cedera wajah pada mata dan hidung, serta cedera pada perut bagian bawah dan tangan, sebagian besar jari.
"Sayangnya, untuk tangan, kami mengalami banyak amputasi jari, dan untuk mata, kami mengalami banyak cedera yang dapat menyebabkan disfungsi mata permanen atau kelumpuhan total," kata Zeineldine kepada Al Jazeera.
Ia juga mengatakan bahwa staf medis biasa menggunakan pager.
"Kami (di AUB) menggunakannya untuk sejumlah kecil personel, yang sangat dibutuhkan, dan personel berisiko tinggi yang perlu segera diaktifkan," katanya.
Ini ledakan pager terbaru yang terjadi di Lebanon. Pager buatan perusahaan Taiwan itu diduga ‘disisipi’ bahan peledak.
Israel dituduh menjadi dalang ledakan pager ini. Hal tersebut diperkuat dengan keterangan pejabat Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Laporan Menyebutkan Israel Dalang Ledakan Pager Hizbullah