Ilustrasi transisi energi. Foto: Medcom.id
Annisa Ayu Artanti • 21 November 2023 20:13
Jakarta: Adanya kerja sama Just Energy Transitions Partnership/JETP diharapkan dapat mengkatalisasi investasi dan dukungan yang jauh lebih besar ke depannya.
Khususnya, dapat memprioritaskan dukungan dan investasi bagi fondasi dari transisi energi yaitu pengembangan dan penguatan jaringan transmisi.
"Karena tanpa transmisi, tidak ada transisi. Selain itu, kerjasama teknis dan pendanaan dibutuhkan untuk dapat mempercepat upaya pelaksanaan proyek prioritas yang sudah di identifikasi dalam dokumen CIPP dalam semua area investasi," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Selasa, 21 November 2023.
Disamping itu, lanjut Arifin, jalinan mitra kerja juga dibutuhkan demi memastikan transisi energi dapat memperhatikan seluruh aspek sosio ekonomi dan lingkungan sebaik-baiknya, sehingga transisi energi dapat berlangsung secara berkeadilan.
"Dukungan dari para negara sahabat yang tergabung dalam International Partners Group (IPG), institusi finansial, pelaku usaha termasuk para perusahaan milik negara dan pihak swasta serta tentunya kementerian dan lembaga terkait dan pemangku kepentingan lainnya menjadi kunci dalam mencapai tujuan transisi energi di Indonesia," jelas Arifin.
Baca juga: Pemerintah Waspadai Jebakan Utang Dana Transisi Energi dari JETP
Peresmian dokumen CIPP
Bagi Arifin, peresmian dokumen CIPP yang dilakukan hari ini mengawali babak implementasi dari kerja sama dengan pihak JETP.
"Kini saatnya merealisasi komitmen yang sudah disepakati bersama dan mewujudkan transisi energi yang ambisius dan berkeadilan bagi Indonesia," tegas Arifin.
Seperti diketahui, kesepakatan JETP terjalin antara Indonesia dengan negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG), dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang dan beranggotakan Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Norway, Prancis, dan Uni Eropa.
Komitmen pendanaan yang disepakati dalam pernyataan bersama awalnya bernilai USD20 miliar, namun kini dengan berbagai penambahan telah mencapai USD21,6 miliar, yang terdiri dari USD11,6 miliar bersumber dari dana publik negara-negara IPG, sedangkan USD10 miliar akan berasal dari bank-bank internasional yang bergabung dalam Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) working group.
Dokumen CIPP merumuskan skenario dekarbonisasi yang telah merumuskan target kondisional bersama emisi gas rumah kaca bagi sektor ketenagalistrikan on-grid sebesar 250 juta ton CO2 dengan porsi energi terbarukan mencapai 44 persen di tahun 2030.
Selain itu, peta jalan JETP juga menetapkan pencapaian emisi nol bersih ketenagalistrikan pada tahun 2050, satu dekade lebih cepat dari peta jalan yang sedang dipersiapkan pemerintah Indonesia.
CIPP 2023 akan fokus kepada sistem ketenagalistrikan on-grid. Sementara bagi sistem ketenagalistrikan off-grid akan dilaksanakan analisis yang lebih mendalam untuk menetapkan strategi dekarbonisasi yang sejalan dengan cita-cita industrialisasi dan hilirisasi Indonesia.