Rupiah Melemah ke Rp15.525/USD

Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Tri.

Rupiah Melemah ke Rp15.525/USD

Arif Wicaksono • 21 December 2023 17:08

Jakarta: Mata uang rupiah melemah pada penutupan perdagangan hari ini. Melemah rupiah bersifat sementara karena pedagang masih yakin The Fed akan menurunkan suku bunga pada kuartal I-2024.
 

baca juga:

Rupiah Ditekuk Dolar AS



Bloomberg melansir mata uang rupiah melemah terhadap mata uang dolar AS ke posisi Rp15.525 per USD atau melemah 0,09 persen penutupan Kamis, 21 Desember 2023. Yahoo Finance juga mencatat mata uang rupiah juga melemah 0,15 persen menjadi Rp15.528 per USD.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, The Fed mengisyaratkan pihaknya telah selesai menaikkan suku bunga dan akan menurunkan suku bunga pada 2024. Tindakan ini memicu pelemahan tajam dolar AS.

Fed Fund berjangka menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang lebih dari 67 persen untuk penurunan 25 basis poin pada Maret 2024. Bank sentral juga diperkirakan akan memangkas suku bunga lebih lanjut pada April dan Mei.

Para pedagang juga sebagian besar mengabaikan peringatan dari pejabat Fed dimana antusiasme terhadap penurunan suku bunga awal terlalu dilebih-lebihkan, dengan penurunan berkelanjutan dalam dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah menunjukkan semakin besarnya keyakinan suku bunga dapat mulai turun pada Maret 2024.

Suku bunga tetap

Rapat dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,00 persen. Suku bunga deposit facility sebesar 5,25 persen dan suku bunga lending facility sebesar 6,75 persen.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Desember 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate  sebesar 6,00," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kamis, 21 Desember 2023.

Perry menjelaskan, keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilitas nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)