Harga Emas Terpeleset hingga ke Bawah USD2.300

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Emas Terpeleset hingga ke Bawah USD2.300

Husen Miftahudin • 8 June 2024 09:57

Chicago: Harga emas merosot di bawah USD2.300 per ons, merupakan penurunan terbesar dalam hampir tiga tahun karena kekuatan mengejutkan dalam laporan ketenagakerjaan utama AS memupus harapan Federal Reserve akan dapat segera menurunkan biaya pinjaman.
 
Imbal hasil Treasury dan dolar melonjak setelah laporan ketenagakerjaan Pemerintah AS pada Mei menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melebihi ekspektasi dan upah cukup tinggi.
 
Dikutip dari Yahoo Finance, emas batangan merosot sebanyak 3,7 persen, terbesar sejak Agustus 2021. Sementara perak anjlok tujuh persen, logam dasar lainnya juga melanjutkan penurunan.
 
"Laporan ketenagakerjaan yang kuat membalikkan kegembiraan penurunan suku bunga yang terjadi selama seminggu terakhir," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank AS.
 
"Laporan ini menghilangkan harapan penurunan suku bunga lebih awal, dengan pertumbuhan upah yang kaku dan lapangan kerja yang kuat sehingga membutuhkan tingkat suku bunga yang tinggi untuk meredamnya," tambah dia.
 

Baca juga: Dolar AS Menguat
 

Ketidakpastian arah suku bunga

 
Para pejabat Fed mengatakan mereka memerlukan lebih banyak bukti inflasi telah menurun menuju target bank sentral sebesar dua persen ketika mereka mempertimbangkan kapan harus menurunkan suku bunga.
 
Sementara, investor mencari keyakinan akan soft landing yang akan membenarkan penurunan suku bunga AS. Biaya pinjaman yang lebih rendah biasanya meningkatkan emas, yang tidak membayar bunga.
 
Setelah melonjak ke rekor di atas USD2.450 per ons, emas batangan diperdagangkan dalam kisaran yang cukup sempit di tengah ketidakpastian mengenai arah suku bunga The Fed. Pedagang swap sekarang tidak lagi sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga sebelum bulan Desember.
 
Di antara logam dasar, tembaga turun sebanyak 3,9 persen ke level terendah sejak 2 Mei, dan seng mengalami penurunan intraday terbesar sejak Oktober 2022.
 
Emas sudah diperdagangkan lebih rendah pada Jumat pagi karena data menunjukkan bank sentral Tiongkok tidak membeli emas apa pun pada bulan lalu, mengakhiri pembelian besar-besaran yang berlangsung selama 18 bulan dan membantu mendorong reli logam mulia.
 
Diketahui, Bank Sentral Tiongkok (PBOC) telah menimbun cadangan devisanya sejak November 2022, sehingga memicu serbuan pembelian oleh bank sentral dunia di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.
 
Permintaan emas batangan dari PBOC muncul ketika negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini berupaya mendiversifikasi cadangan devisanya dan menjaga terhadap depresiasi mata uang. Pembelian pada kuartal pertama oleh lembaga-lembaga publik dunia mencapai rekor tertinggi, dengan Tiongkok sebagai pembeli terbesar, menurut Dewan Emas Dunia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)