Trump Geram Warga Gaza Dibunuh Israel saat Mengantre Bantuan

Presiden AS Donald Trump. 8 Mei 2025. EFE/EPA/BONNIE CASH / POOL

Trump Geram Warga Gaza Dibunuh Israel saat Mengantre Bantuan

Riza Aslam Khaeron • 22 July 2025 13:39

Washington DC: Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku geram setelah melihat laporan dan gambar mengerikan mengenai warga Gaza yang terbunuh saat mengantre bantuan kemanusiaan.

Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt pada Senin, 21 Juli 2025, menandakan ketidaksenangan pemerintahan AS terhadap sejumlah aksi militer Israel baru-baru ini, termasuk serangan yang mengenai gereja di Gaza dan serangan udara ke wilayah Suriah.

"Presiden tidak suka melihat hal seperti itu. Ia ingin kekerasan dihentikan dan menginginkan adanya perundingan gencatan senjata di kawasan ini," ujar Leavitt ketika ditanya wartawan terkait insiden berdarah yang menewaskan puluhan warga Gaza saat mencoba mendapatkan bantuan pada Minggu lalu.

Menurut otoritas Hamas, sebanyak 79 warga Palestina tewas akibat tembakan pasukan Israel saat mereka mendekati konvoi bantuan PBB di Gaza utara. Militer Israel (IDF) mengakui telah melepaskan tembakan peringatan terhadap sejumlah warga yang dianggap mendekat secara mengancam, namun tidak memberikan angka pasti terkait korban dan tetap melarang jurnalis asing untuk meliput langsung di lapangan.

Leavitt menegaskan bahwa Presiden Trump sangat terganggu melihat gambar kelaparan, terutama wanita dan anak-anak, serta berharap distribusi bantuan bisa dilakukan dengan cara damai agar tidak ada lagi korban jiwa. Ia juga menggarisbawahi pentingnya agar bantuan kemanusiaan tidak jatuh ke tangan Hamas.

"Presiden sangat membenci gambar kelaparan wanita dan anak-anak yang sangat membutuhkan bantuan itu," kata Leavitt.

Trump juga mendukung Gaza Humanitarian Foundation (GHF), organisasi yang disokong oleh AS dan Israel, dalam menyalurkan bantuan di Gaza dua bulan terakhir. Namun, mekanisme distribusi bantuan tersebut menghadapi banyak tantangan, seperti jauhnya jarak yang harus ditempuh warga Gaza melewati garis militer Israel, serta tidak adanya sistem verifikasi penerima bantuan yang akurat.
 

Baca Juga:
Trump Terkejut Israel Tiba-Tiba Serang Suriah dan Gereja di Gaza

Situasi distribusi yang kacau ini membuat tidak jelas apakah bantuan benar-benar sampai ke warga yang membutuhkan. Hamas secara terbuka menolak keberadaan GHF dan memperingatkan warga untuk tidak bekerja sama dengan organisasi tersebut.

Ketika ditanya apakah Trump telah menyampaikan kekesalannya kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Leavitt menjawab bahwa keduanya memiliki hubungan kerja yang baik dan tetap saling berkomunikasi secara intens.

Meski demikian, ia mengakui bahwa Trump merasa "terkejut" dengan serangan Israel ke Suriah serta insiden yang menewaskan tiga warga sipil di satu-satunya gereja Katolik di Gaza. Israel telah meminta maaf atas insiden tersebut dan mengklaim bahwa tembakan tank yang mengenai gereja merupakan kesalahan tembak.

"Dalam kedua kasus, presiden langsung menelepon perdana menteri untuk segera memperbaiki situasi itu," kata Leavitt.

Selama akhir pekan, beberapa pejabat AS yang dikutip secara anonim oleh situs Axios juga menyuarakan rasa frustrasi mereka terhadap Netanyahu. Mereka khawatir bahwa serangan Israel terhadap pasukan pemerintah Suriah berisiko mengguncang kepemimpinan baru yang tengah didukung Washington demi menstabilkan kawasan.

Laporan itu juga mencatat bahwa ketidakpuasan tidak hanya berasal dari para penasihat Trump, namun juga dari presiden sendiri.

Sebelumnya pada hari Senin, utusan khusus AS untuk Suriah Tom Barrack turut mengkritik intervensi militer Israel di Suriah. Ia menilai tindakan tersebut dilakukan pada waktu yang keliru dan justru memperumit upaya stabilisasi di kawasan.

Di sisi lain, Israel mengklaim bahwa serangan mereka ditujukan untuk melindungi komunitas Druze di Suriah dan menuduh pasukan Presiden Ahmed al-Sharaa terlibat dalam serangan berdarah terhadap kelompok minoritas tersebut di wilayah selatan negara itu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)